Farazandi Fidinansyah Merawat Cita-cita & Warisan

Hot Questions

Farazandi Fidinansyah Merawat Cita-cita & Warisan

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Selasa, 05 Apr 2022 16:48 WIB
Farazandi Fidinansyah
Farazandi Fidinansyah Foto: Grandyos Zafna/detikcom
Jakarta -

Di negara ini, menjadi anak seorang tokoh besar, setali tiga uang dengan banyaknya kemudahan. Bisa dinikmati dengan tidak perlu repot-repot, hanya tinggal mengekor dan melanjutkan. Bisa juga dengan tetap memiliki karya sendiri dalam rangka menjaga warisan tersebut.

Sebagai anak dari Din Syamsuddin, Farazandi Fidinansyah memilih langkah yang kedua. Padahal, dia bisa saja membuka pesantren atau menjadi ulama seperti sang ayah. Terdengar cukup mudah dan menjanjikan. Lantas mengapa itu tidak dia lakukan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bokap itu selalu menunjukkan sifat yang berpikiran terbuka dan egaliter. 'Gue Ketua Muhammadiyah, lo harus jadi yang sama'. Nggak seperti itu. Mau pada mondok (masuk pesantren) di Gontor nggak? Nggak ada', ya sudah nggap apa-apa. Jadi tidak ada paksaan. Sekarang bokap bikin partai (Partai Pelita) toh gue tetap di PAN, nggak ada ditarik atau apa," jawab Farazandi saat berbincang dengan detikHOT di kediamannya di Kawasan Margasatwa, Jakarta Selatan.

ADVERTISEMENT
Farazandi FidinansyahFarazandi Fidinansyah Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Alih-alih melanjutkan perjalanan sang ayah, penyuka serial 'Suits' itu memilih politik sebagai kanvas utamanya dalam berkarya. Ditambah beberapa kegiatan lain di organisasi kepemudaan dan kewirausahaan sebagai akses memperluas jaringan.

Ternyata, hal tersebut sudah dia rawat sejak kecil. Saat di bangku sekolah SD, ketika dirinya melihat jajaran menteri era Presiden Soeharto.

"Dulu kan gue suka ikut bokap kerja. Di suatu hari, di lampu merah, gue lihat deretan nama menteri di koran. Dari situ gue punya ya bisa dibilang cita-cita jadi menteri. Walaupun sekarang kita sama-sama tahu kendaraannya nggak harus politik."

Menjadi politisi muda sedikit-banyak terpapar dengan kontradiksi masyarakat sosial di usianya. Banyak anak muda skeptis cenderung apatis dengan politisi. Mengapa Farazandi yang saat pertama kali menceburkan diri ke dalam politik di usia 26 tahun, justru punya kepercayaan.

"Buat gue, ini way of living. Bekerja, berusaha, mengisi perut itu kebutuhan. Kedua, punya self-esteem dari bersosialisasi, berteman, berorganisasi, itu kebutuhan dasar juga. Nah, serving, ini tingkatan paling tinggi dari kebutuhan dasar manusia. Bukan hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga orang lain. Itu kebutuhan dasar yang dari gue yang harus dipenuhi," jelasnya.

"Selain itu tentu juga karena terekspos dari apa yang bokap tampilkan, gue merasa gue nggak tahu apakah bisa mencapai titik yang sama atau tidak, tapi ini adalah legacy dari orang tua yang harus diteruskan. Dan di antara kita bertiga (kakak-beradik), sepertinya memang gue yang meneruskan bokap nama besar bokap di sini. Dengan sebisa mungkin gue tampil dan eksis bukan karena nama beliau," sambungnya serius.

Farazandi Fidinansyah menjabat sebagai Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta 2019-2024. Dia juga aktif sebagai Ketua DPW GeKrafs DKI Jakarta (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional), Waketum ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) DKI Jakarta, Wasekum HIPMI Jaya dan Ketua SKPI (Syarikat Kebangkitan Pemuda Islam) DKI Jakarta.

"Di politik itu tujuan awalnya ada keresahan dan isu yang mau diangkat. Self-driven gue di partai politik itu self-actualization dan self-development. Kenapa? Karena pengalaman serta wejangan senior, silaturahmi, membuka networking itu nggak bisa dapat di circle kecil."

Farazandi FidinansyahFarazandi Fidinansyah Foto: Grandyos Zafna/detikcom

"Sekarang anak muda, atau masyarakat luas cuma menganggap Pemilu sebagai lebaran 5 tahunan, silaturahmi hanya saat itu saja, ada THR-nya, lalu hilang lagi. Itu jadi kekecewaan bagi mereka. Gue sebagai anak muda di politik, bridging the gap. Keluhan yang paling banyak soal waktu yang susah ditemui. Ayo nongkrong atau olahraga bareng sama gue, sepeda, main bola. Itu nggak dibuat-buat karena itu yang gue lakukan."

Mengakhiri obrolan, agar terkesan lebih politis, detikHOT menanyakan apa yang akan dilakukan anak muda 33 tahun ini dalam 5 tahun ke depan.

"Being realistic, 5 tahun ke depan gue akan menuntaskan amanat gue di semua organisasi dan institusi yang gue jalankan. 2024 fokus untuk melanjutkan satu periode lagi (DPRD DKI), jadi ajang pembuktian juga buat gue, apakah simpul-simpul yang gue rajut, masih mendukung gue lagi. Selain itu, gue akan kembali ke dunia akademisi," tutup Farazandi.




(mif/nu2)

Hide Ads