Oksana Shvets, Bintang Ukraina yang Jadi Korban Roket Rusia

ADVERTISEMENT

Oksana Shvets, Bintang Ukraina yang Jadi Korban Roket Rusia

Asep Syaifullah - detikHot
Jumat, 18 Mar 2022 11:55 WIB
Oksana Shvets
Oksana Shvets, aktris Ukraina yang tewas akibat serangan Rusia. Dok. Ist
Jakarta -

Bertambah lagi korban jiwa di pihak Ukraina. Kali ini aktris Ukraina bernama Oksana Shvets tewas dalam serangan roket Rusia di sebuah bangunan perumahan di Kyiv. Menurut laporan media, dia meninggal dunia di usianya yang menginjak 67 tahun.

Kabar duka itu dibagikan oleh rekan-rekannya di The Young Theater.

"Selama penembakan roket sebuah bangunan tempat tinggal di Kyiv," bunyi pernyataan mereka.

"Seorang seniman Ukraina Oksana Shvets terbunuh. Kesedihan yang tidak dapat diperbaiki atas kematian Shvets," tulisnya.

Shvets dikenal sebagai veteran panggung teater dan layar lebar selama beberapa dekade di Ukraina, dia telah dianugerahi salah satu penghargaan artistik tertinggi Ukraina, yakni sebagai Honored Artist of Ukraine atau Well Deserved Artist.

Berita kematiannya pun telah dikonfirmasi Kyiv Post berbahasa Inggris yang menuliskan dia dibunuh di Kyiv saat perang berlangsung.

Oksana Shvets lahir pada 10 Februari 1955. Ia lulus dari studio teater di Teater Ivan Franko dan Institut Seni Teater Negara Kiev. Selain karyanya di The Young Theater, Shvets juga tampil dengan beberapa kelompok lainnya seperti Teater Musik dan Drama Ternopil dan Teater Satire Kiev.

Kematian warga sipil telah meningkat di Ukraina karena Rusia meningkatkan penembakan di kota-kota besar, termasuk ibu kota, Kyiv. Awal pekan ini, juru kamera Fox News Pierre Zakrzewski dan petugas lokal Oleksandra "Sasha" Kuvshinov tewas usai kendaraan mereka dihantam oleh tembakan yang datang.

Serangan Rusia ke Ukraina juga mendapat penolakan dari warga negara mereka, salah satunya balerina bernama Olga Smirnova secara terbuka mengakui malu akan kampung halamannya.

"Saya tidak bisa mengatakan bahwa dengan segenap jiwa saya, saya menentang perang," tulisnya lewat akun Telegram, seperti dilansir dari New York Post.

Dia menegaskan malu akan Rusia namun selalu bangga dengan seniman dan pegiat kreatif dari negaranya tersebut.

"Saya selalu bangga dengan orang-orang Rusia yang berbakat, berprestasi secara budaya, dan atlet di bidang olahraga," katanya.

Kolektor seni dan filantropis, Andy Hall, seperti dilansir dari Guardian, mengatakan siapapun sekarang tidak ingin berurusan dengan perusahaan atau pemerintahan milik Rusia.

Tidak ada satu orang sekarang yang ingin berurusan dengan Rusia," katanya.

Menurut dia, Rusia sangat tersentralisasi sampai siapapun yang berada di bidang ekonomi dan budaya terlibat dengan rezim tersebut.

"Itu sama saja mereka sependapat dengan Rusia dan kami (kolektor seni) memilih untuk tidak berurusan dahulu," pungkasnya.



Simak Video "Jokowi Sebut Semua Negara Kesulitan Pupuk!"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/wes)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT