Peperangan antara Rusia melawan Ukraina masih berlangsung setelah dua minggu invasi. Di balik pemberitaan media massa Rusia yang mengontrol, sebagian besar masyarakat berpandangan perang tidak akan menyelesaikan masalah.
Para seniman, balerina hingga musisi di Rusia menolak tegas hal tersebut. Mereka bergabung dalam kampanye 'tidak untuk perang' dan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan Rusia untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari setelah mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di negara itu. Dia menyebut serangan itu sebagai 'misi militer khusus'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang balerina asal Rusia, Olga Smirnova secara terbuka mengakui malu akan kampung halamannya.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa dengan segenap jiwa saya, saya menentang perang," tulisnya lewat akun Telegram, seperti dilansir dari New York Post, Jumat (11/3/2022).
Dia menegaskan malu akan Rusia namun selalu bangga dengan seniman dan pegiat keratif dari negaranya tersebut.
"Saya selalu bangga dengan orang-orang Rusia yang berbakat, berprestasi secara budaya, dan atlet di bidang olahraga," katanya.
Penari balet Inggris yang berkarier di Rusia pun terpaksa harus meninggalkan negara itu sampai perdamaian datang. Dia mengaku ada banyak teman-teman penari di Teater Mariinsky yang bersuara hal yang sama.
"Saya telah mengambil keputusan sulit untuk meninggalkan Rusia sampai perdamaian benar-benar datang," katanya.
Para perupa di Rusia juga menyuarakan hal yang sama. Mereka tetap ingin diakui dunia internasional dan memajang karya para seniman, namun pemerintah Putin selalu saja mengedepankan perang sebagai solusi nomor satu.
Grup pop Rusia yang vokal, Pussy Riot, juga kerap menggunakan panggungnya untuk protes soal perang. Secara blak-blakan, dia menentang pemerintahan Putin selama bertahun-tahun, dua anggota band juga dibui selama dua tahun karena menentang.
Anggota grup di antaranya Tolokonnikova, Maria Alyokhina, dan Yekaterina Samutsevich ditangkap setelah kelompok itu menggelar pertunjukan bergaya flash mob di sebuah katedral Moskow. Mereka membawakan lagu Close to the Altar dan mendorong Perawan Maria untuk 'membuang Putin'.
(tia/dal)