Yang berbahaya jika ada capaian yang didapati itu ternyata tidak sebangun dengan dasar-dasar amalan akhirat. Bahkan menjauhkan dari bekal-bekal terbaik Anda untuk pulang dan segala macam.
Dunia dikejar, harta bertambah, tapi saat yang bersamaan tidak bangun ketaatan pada Allah SWT itu harus waspada. Karena Allah memberikan gambaran dalam surat Al A'raf ayat 182:
ΩΩΨ§ΩΩΩΨ°ΩΩΩΩΩ ΩΩΨ°ΩΩΨ¨ΩΩΩΨ§ Ψ¨ΩΨ§Ω°ΩΩ°ΨͺΩΩΩΨ§ Ψ³ΩΩΩΨ³ΩΨͺΩΨ―ΩΨ±ΩΨ¬ΩΩΩΩ Ω Ω ΩΩΩΩ ΨΩΩΩΨ«Ω ΩΩΨ§ ΩΩΨΉΩΩΩΩ ΩΩΩΩΩ
Orang-orang yang ingkar, menjauh dari ayat-ayat Allah. Dulu saat berusaha rajin berdoa, rajin meminta, rajin salat.
Sekarang sudah dapat yang dirajinkan menampilkan koleksi-koleksi kemewahannya, rumah-rumah mewahnya, kendaraan-kendaraan mewahnya, tapi saat yang bersamaan sekarang jauh dari salat, mengaji. Bahkan yang berbahaya anti dengan akhirat hati-hati. Dulu ada yang pernah gitu diberikan ancaman oleh Allah dan bertahan, murka Allah tiba di dunia sengsara, di akhirat mereka pun merana.
Tatkala pada orang-orang yang sudah merasakan banyak kenyamanan, saat yang sama dia berpaling dari Allah, maka Allah ingatkan hati-hati akan dibukakan pintu-pintu dunia.
Pintu rezeki kayaknya mudah, dapat harta ini mudah, paling bahaya itu dilakukan dengan cara salah dan dapatnya mudah. Wah itu harus hati-hati. Dibukakan segala pintu kemudahan dunia, diperlihatkan kepada orang. Maka apa yang terjadi?
Ketika mereka merasa gembira, enak, nyaman, rezeki-rezeki mulai ditampilkan. Hati-hati bisa jadi nanti terjadi di dunianya bisa hilang seketika. Dibuat sadar dulu. Ingat nggak itu dari Allah? Ingat nggak dulu cara memperolehnya? Ingat nggak saat kau bekerja keras? Ingat nggak saat kau berdoa?
Kalau nggak ingat, diingatkan lagi, diingatkan lagi oleh Allah, sampai akhirnya pada puncaknya diambil tuh secara langsung. Sampai hilang semuanya untuk bangun kesadaran. kalau nggak sadar juga maka harta itu akan dijadikan memperberat hisab dia saat kembali kepada Allah SWT. Saat itu kemudian dia putus asa, tertunduk malu, pada saat itu tidak ada lagi cara untuk dia memperbaiki apa yang dia lakukan. Hanya harapan.
Tidak dilarang untuk kaya, bahkan di-support untuk sekaya-kayanya. Tidak dilarang untuk punya kedudukan bahkan di-support untuk setinggi-tingginya. Tidak dilarang untuk punya keilmuan bahkan di-support untuk sepintar-pintarnya. Tapi, jadikan itu bekal yang mengantar kita ke kebahagiaan dunia dan kemuliaan akhirat.
(pus/wes)