Keluarga Nurul Arifin dan Mayong Suryo Laksono tengah dilanda duka yang mendalam. Putri Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Maura Magnalia Madyaratri meninggal dunia di usia 27 tahun 5 bulan.
Maura Magnalia menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (25/1/2022) dini hari karena henti jantung.
Perempuan kelahiran 20 September 1994 tidak mengikuti jejak orang tuanya di dunia hiburan maupun politik. Dia dikenal sebagai seniman antimainstream yang nyentrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maura Magnalia pun aktif bermusik lewat grup bernama 3 Ayam dan menyukai musik aliran rock. Dalam setiap penampilan, Maura pun kerap tampil dengan busana serba hitam dan punya banyak tato di bagian tubuhnya.
Kini jenazahnya sudah dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, pada Rabu (26/1/2022). Sepeninggal anak pertama Nurul Arifin, ada sejumlah impian yang belum terwujud salah satunya menerbitkan buku.
Usai pemakaman, Nurul Arifin dan Mayong menceritakan kalau anaknya sudah gencar mencari penerbit dan ingin merilis buku. Tapi impian itu belum tercapai.
"Iya dia sudah dalam rangka mencari penerbit dan beberapa penerbit sudah berminat, tapi belum terealisasi juga. Sebabnya di mana, kurang tahu," kata suami Nurul Arifin, Mayong, saat ditemui di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/1/2022).
Mayong mengatakan, buku yang telah ditulis oleh Maura Magnalia berbeda. Bukunya disebut cukup kontroversial.
"Tapi sekilas yang dia ceritain kepada kami, mungkin buku itu agak kontroversial. memang Maura itu antimainstream," ujar Mayong.
Mayong tidak menceritakan secara jelas apa isi buku tersebut. Mayong menduga buku tersebut masih ada hubungannya dengan pemikiran Maura Magnalia tentang studinya di pascasarjana.
"Jadi memang Maura itu dia tidak mainstream, freethinker karena sekolah dia juga S2 nya selesai dalam program culture studies. Dia belajar kebudayaan baru yang masa kini," ungkap Mayong.
Impian lainnya yang ingin diwujudkan Nurul Arifin adalah menghadiri sidang S2 anaknya. Nantinya, ia akan menghadiri wisuda Maura yang digelar pada Maret 2022 dan anaknya bakal menyandang gelar profesor.
Nurul Arifin pun menyadari banyak waktu yang terbuang dan pentingnya waktu bersama keluarga. Ada hikmah yang dipetiknya dan menurutnya hal itu adalah terpenting.
"Saya harus lebih banyak quality time bersama keluarga ya. Jadi pelajaran, nggak ada yang terlambat sih. Saya ingin memulainya lagi kalau mungkin saya kurang waktu buat keluarga," katanya.
Meninggalnya Maura Magnalia menjadi sebuah pelajaran untuk Nurul Arifin. Waktunya bersama sang anak sangat jarang karena kesibukannya dalam bekerja.
"Di sisi lain saya sangat mencintai pekerjaan saya dan ternyata keluarga itu penting ya," ungkap Nurul Arifin.
(tia/tia)