Empat tahun sudah Rasyid Rajasa menjalani kehidupannya dengan ikhlas sejak kepergian mendiang istrinya, Adara Taista. Keikhlasan cinta Rasyid membawanya pada perjalanan hidup penuh cerita.
Dengan segala hormat, tanpa menggugurkan sucinya cinta tersebut, Rasyid berbicara soal kelanjutan kehidupannya di masa depan. Terlebih lagi, secara tersurat, Rasyid juga mengungkapkan bahwa mendiang istri pun tidak ingin melihatnya terus larut dalam kesedihan.
Kepada detikHOT, ketika hari menuju malamnya, di hole ke-18, lubang terakhir di lapangan golf Damai Indah Golf BSD, pria usia 31 tahun itu mengungkapkannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keikhlasan Cinta Rasyid Rajasa |
![]() |
"Life goes on, kita harus jalan terus apapun cobaannya. Saya rasa keluarga saya juga gak mau lihat saya sedih terus. Dara pun juga pasti sama. Tahun ini saya menginjak usia 32 tahun, masih cukup muda. Saya masih punya banyak mimpi, rencan, sekarang waktunya untuk bangkit dari kesedihan dan menata hati. Tuhan pasti punya rencana, saya hanya terus berusaha terbaik."
Sudah ditegaskan juga sejak awal bahwa lima fase kesedihan yang melandanya sampai pada tahap terakhir. Kemarahan dan kebencian yang awalnya ada, luntur perlahan.
"Jadi pada saat saya di Amerika, saya dan Dara ada satu pembicaraan, pembicaraan itu tidak ada yang tahu, dan saya tidak bisa buka di sini. Inti dari pembicaraan itu, Dara menuntun saya agar lebih ikhlas sama ketetapan Allah apapun hasilnya. Jadi saya rasa walaupun memang butuh waktu, butuh perjuangan untuk mencapai ke titik ikhlas ini memang tidak mudah. Tapi saya meyakinkan bahwa Allah itu menuntun saya, ngasih jalan, jadi ya sekarang menjalani hidup hari-hari dengan tegar dan ikhlas itu tujuan saya."
"Saya rasa kebencian terhadap kanker juga nggak ada ya. Karena kebencian atas cobaan sesuatu itu salah satu contoh yang itu kita menerima tidak ikhlas. Justru saya punya mimpi besar terkait pengobatan cancer di Indonesia," tutupnya.
![]() |