'Creambath' dan Kamus Urban Versi Indonesia

'Creambath' dan Kamus Urban Versi Indonesia

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 22 Des 2021 11:17 WIB
Ilustrasi bahasa gaul
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Masih tentang bahasa gaul atau resminya disebut bahasa slang. Hari ini memang identitas bahasa gaul berupa penggunaan bahasa Inggris. Akan tetapi, tahukah detikers, kalau ada juga istilah yang terdengar asing, tapi ternyata ciptaan asli Indonesia?

Kata tersebut adalah 'creambath'. Diceritakan kepada detikHOT oleh Pakar Bahasa Indonesia, Ivan Lanin, bahwa kata 'creambath' merupakan ciptaan Indonesia. "Penggunaan bahasa Inggris itu sudah dari dulu dan kita bahkan ada yang menciptakan sendiri. 'Creambath' ciptaan kita sendiri. Coba aja pergi ke negara berbahasa Inggris, ada nggak kata 'creambath'? Cuma Indonesia doang," kata Ivan Lanin melalui sambungan telepon.

detikHOT mencoba menelusuri cerita tersebut. Dalam sebuah wawancara, pakar tata rambut tersohor Rudy Hadisuwarno mengakui bahwa dirinya yang menciptakan istilah 'creambath' pada medio 70-an. Jika menuliskan kata 'creambath' di Google Translate Inggris ke Indonesia, memang tidak ditemukan pengertian. Pencarian lainnya berujung pada pengertian creambath adalah sebutan spa rambut dari Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oza Rangkuti, sebagai aktor di balik @podcastkeselaje juga sempat mengungkapkan. Bahwa bahasa gaul yang hari ini juga disebut bahasa Jaksel itu bukan sekadar menerjemahkan kata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Melainkan menciptakan makna baru yang belum tentu digunakan oleh mereka masyarakat dunia.

"Zaman dulu hanya bahasanya saja yang di-translate secara harfiah. Sekarang nggak hanya translate, misalnya staycation. Nginep itu bahasa Inggrisnya staying in, tapi di Jaksel, staycation. Itu bukan translate, ada informasi bahwa di kamar hotel itu kita juga akan seperti berlibur sekalian. Gue juga nggak tahu apakah di Inggris sana juga pakai istilah ini. Makanya banyak orang sok tahu bilang bahasa Jakse hanya sekadar translate. Eh nggak segampang itu, enak aja lo, rumit, bro," ujar Oza.

ADVERTISEMENT

Lebih jauh, Ivan Lanin mengungkapkan niatnya untuk melakukan kurasi atas seluruh bahasa gaul alias bahasa slang yang pernah terbit di Indonesia. Mulai dari zaman prokem yang gokil, ngobras-ngobras di salon ala Debby Sahertian, hingga bahasa gaul hari ini, which is bahasa Jaksel yang sering deep talk.

"Kita tuh harusnya punya kamus urban. Setiap ada istilah baru, langsung dicatat, jadi orang bisa cari di sana. Seperti KBBI versi gaul," ungkap Ivan. Apakah ada rencana membuatnya? "Ada dong!" lanjutnya lagi sembari tertawa.

Sebagai penutup, Ivan Lanin berpesan, bahwa bahasa gaul adalah sah-sah saja digunakan, maupun bahasa resmi. Tidak ada yang lebih baik ataupun buruk, mengenai kedua hal tersebut, asalkan sesuai dengan konteksnya.

"Buat saya yang paling penting, generasi muda harus memahami yang namanya bahasa memiliki konteks. Bahwa berbahasa harus sesuai dengan konteks itu harus selalu ditanamkan. Bagaimana bercakap-cakap dengan teman sebaya dan yang lebih tua. Ketika anak-anak ini masuk ke dunia kerja, berkomunikasi lintas generasi juga harus menimbang generasi yang lain. Karena sejatinya, berkomunikasi itu harus berusaha mengurangi keambiguan. Satu kata ditangkap satu makna," pungkas Ivan Lanin.




(mif/nu2)

Hide Ads