Ahmad Sahroni dan Arti I Love You 3000

Hot Questions

Ahmad Sahroni dan Arti I Love You 3000

M. Iqbal Fazarullah Harahap - detikHot
Rabu, 01 Des 2021 17:14 WIB
Ahmad Sahroni saat wawancara eksklusif bersama detikHOT
Ahmad Sahroni Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Buka situs pencarian, lalu ketik 'Ahmad Sahroni', bermunculan berita tentang dirinya dengan wajah sebagai pengusaha dan politisi. Kesuksesannya membangun kerajaan bisnis dari nol, serta berbagai komentarnya terkait kebijakan pemerintah.

Berbagai foto dirinya dengan latar belakang supercar pun tersaji dengan berbagai warna dan merek. Ferrari, Porsche, Mercedes Benz. Tak jarang, Motor gede Ducati ikut muncul. Akhir-akhir ini, fotonya bersepeda gowes road bike juga ramai.

Akan tetapi, yang jarang muncul di sana adalah bagaimana saat Ahmad Sahroni menjadi suami dan ayah dari dua anaknya yang berusia 10 tahun & 5 tahun. Berjalan ke Kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, detikHOT menyambangi kediamannya demi mendapatkan jawaban tersebut. Pertanyaan pertama yang terlontar adalah, bagaimana gaya seorang Ahmad Sahroni di rumah?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahmad Sahroni saat wawancara eksklusif bersama detikHOTAhmad Sahroni saat wawancara eksklusif bersama detikHOT Foto: Muhammad Ridho

ADVERTISEMENT

"Di rumah gayanya suka bercanda, di luar tetap bercanda tapi kadarnya beda. Menyikapi sebagai politisi, kepala rumah tangga, ayah, pengusaha, harus bisa melihat bagaimana gue memposisikan diri. Saat sedang teriak, sedang kritik, sedang humoris. Bahwa hidup nggak perlu mononton. Kita ini hidup penuh canda, sedih, ada keseimbangan yang harus dijaga," Bang Roni-sapaan akrabnya-menjawab.

Analogi tentang Iron Man idolanya pun menjadi semakin relevan. Kecintaan Ahmad Sahroni kepada keluarganya, sama terlihat ketika kita menyaksikan cinta Tony Stark kepada Pepper Potts, istrinya dan Morgan Stark, anak perempuannya. Mengutip salah satu dialog paling mengharukan di film 'Avengers: Endgame', I love you 3000 yang diucapkan Morgan kepada Tony, seperti itulah kecintaan Sahroni kepada keluarganya.

"Tapi, kecintaan gue terhadap keluarga, anak, istri, orang tua, itu yang utama. Sampai hari ini gue masih tidur berempat, gue yang minta. Gue nggak mau memisahkan anak-anak. Dulu, gue gede tanpa bapak, gue nggak mau anak-anak ngerasain itu. Ke mana pun liburan gue ajak. Itu keputusan gue sebagai seorang bapak," Bang Roni melanjutkan.

Hal yang menarik dari kedua anaknya, ternyata, anak laki-laki sulungnya tidak begitu tertarik pada hobi mainan dan otomotif yang dia punya. Anaknya itu lebih memilih untuk bermain dengan teman dekatnya atau video game. Justru anak perempuannya yang ternyata memiliki ketertarikan terhadap koleksi sang ayah.

Pembicaraan soal keluarga juga terkait dengan perlakuan dan privilese yang diberikan Ahmad Sahroni. Adakah hal-hal istimewa yang diberikannya?

"Gak ada ya. Gue tetap biasa aja, nggak pernah memberikan sesuatu yang berlebihan karena itu bisa membutakan mereka. Satu hal yang pasti adalah memang hidup ini tidak semuanya sama, tapi pada prinsipnya manusia itu sama. Sesama manusia makan nasi, yang berbeda lauknya. Tapi dasarnya sama, nasi adalah nasi. Jadi, jangan karena fasilitas yang bapaknya punya, mereka jadi seenaknya," jawabnya.

"Kebetulan anak gue masih 10 dan 4 tahun, gue masih belum bisa bilang secara pribadi bahwa hidup mereka akan normal. Tapi gue berusaha saat mereka tumbuh remaja, apa yang menjadi harapan gue mereka jadi orang biasa aja. Nantinya juga gue akan bercerita soal prinsip dan sikap dalam rangka porsi menjadi anaknya Sahroni," sambung politis dari Partai NasDem itu.

Jika perlakuan dirasa biasa saja, adakah mimpi khusus yang dititipkan sang ayah kepada dua buah hatinya?

Ahmad Sahroni saat wawancara eksklusif bersama detikHOTAhmad Sahroni saat wawancara eksklusif bersama detikHOT Foto: Muhammad Ridho

"Belum ada sih, kadang-kadang kalau ditanya mau jadi apa, anak yang kecil bilangnya mau jadi bos. Kalau yang gede belum bisa menentukan. Masih dalam porsi ngobrol biasa, nanti kita lihat ketika dewasa."

"Waktu itu pernah, gue ke sekolah ambil rapor, anak gue dibilang kebanyakan absen. Saya bilang: Bu, saya dulu sekolah nggak naik kelas, tapi saya berhasil. Jd jangan ibu larang-larang selama bapaknya yang ajak. Bukan pendidikan nggak penting, tapi tidak jadi jaminan. Karena pendidikan yang terlalu, tidak baik. Terlalu bodoh pun tidak baik. Antara pendidikan dan keahlian harus seimbang. Toh Pendidikan gue tidak jadi dominan, tapi karena dilatih juga oleh perjalanan kehidupan, gue bisa kaya sekarang," tutupnya.

Layaknya sang idola, Iron Man, Ahmad Sahroni alias Roni-Man juga memiliki end game atau tujuan akhir dari perjalanannya 'menyelamatkan dunia'. Ikuti terus cerita Ahmad Sahroni hanya di HOT Questions.




(mif/nu2)

Hide Ads