.webp)
Nirina Zubir dan keluarga besarnya dikerjai mafia tanah. Akibatnya, kerugian yang meliputi enam aset properti yang diambil mafia tanah itu mencapai Rp 17 miliar.
Kasus ini berawal saat ibunda Nirina Zubir, Cut Indria Marzuki, meminta asisten rumah tangganya, Riri Khasmita, yang telah bekerja sejak 2009, mengurus surat-surat aset properti miliknya.
Alih-alih menjalankan amanah ibunda Nirina, Riri Khasmita dan suaminya, Endrianto, malah mengganti seluruh nama kepemilikan dalam surat-surat aset properti tersebut dengan nama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasangan suami-istri tersebut mendadak jadi orang kaya baru dan menggunakan uang tersebut untuk membuka berbagai macam usaha.
"Kami juga mengharapkan pihak kepolisian bisa menelusuri aliran-aliran dana uang itu ke mana larinya, gitu kan. Yang kami ketahui so far itu, dia itu punya bisnis frozen food," ungkap Fadhlan Karim, kakak Nirina, saat melakukan wawancara eksklusif bersama detikcom di kawasan Antasari, Jakarta Selatan.
"Sudah ada lima cabang," timpal Nirina.
Ternyata, selain bisnis frozen food yang telah disebutkan dalam konferensi pers, ada usaha lain milik ART yang kini sudah ditahan jadi tersangka mafia tanah. Usaha tersebut diketahui berada di dalam maupun luar Pulau Jawa.
"Dan lain juga sudah kami interogasi dengan Riri tuh mereka sempat menyebutkan, dia juga punya usaha konfeksi ya. Dan itu konfeksi itu bukan hanya di Jawa, tapi di luar Jawa juga ada, menurutnya seperti itu," kata Fadhlan.
"Dia juga punya homestay. Homestay itu di daerah Bukittinggi di dekat Jam Gadang. Pokoknya di sekitar situlah," tutur Nirina Zubir.
Hal-hal tersebut bisa dipastikan karena beberapa tetangga yang tinggal di sekitar rumah almarhum ibundanya pernah diajak ke homestay tersebut dan langsung memberitahukannya kepada pihak Nirina Zubir.
"Ada beberapa tetangga yang memberitahukan, bahkan pernah dibawa ke sana," tukas Nirina Zubir.
(pus/pus)
