Pondok pesantren atau ponpes milik Gus Miftah dikabarkan dikaitkan dengan politik. Pasalnya, ada pihak yang mengancam akan berhenti menjadi donatur pesantrennya, jika tak mendapatkan timbal balik dari pesantren Gus Miftah.
Miftah bereaksi. Rupanya menurut Gus Miftah, ada yang ingin pansos. Ditegaskannya, ponpes yang dikelolanya tidak punya donatur tetap.
"Biasalah pansos. Saya bilang gini ya, pondok saya tidak ada donatur apa pun. Pondok saya tidak pernah mengajukan proposal. Bahkan kita di pondok tidak ada kotak infak, bahkan santri kita semuanya digratiskan," kata Gus Miftah di Gedung Transmedia, kawasan Mampang, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada orang yang menyumbang, Miftah mengatakan hal itu bukanlah permintaan dari dirinya. Namun dipastikan olehnya bahwa sumbangan yang diberikan tak ada kepentingan politik.
"Kalau orang bantu toh bukan permintaan kita. Dan siapa boleh, siapa pun boleh loh mau nitip, tapi yang jelas nggak ada kepentingan dengan kami, apalagi kaitannya dengan politik. Tidak ada kaitannya dengan politik. Kalau ada kepentingan politik, tidak akan kami layani," ungkapnya.
"Kalau ada orang yang mengatakan seperti itu, hanya dialah yang boleh-boleh saja. Komentar saya gimana? Ya yang ngomong dia bukan saya," lanjutnya.
Gus Miftah juga menyebut siapa pun dapat menyumbang ke ponpesnya. Tapi baginya, tak ada infaq dari luar pun tak menjadi masalah.
"Pokoknya gini siapa pun orangnya saya nggak perlu tunjuk nama. Saya banyak teman-teman yang nyumbang ke pondok, karena pesantren saya gratis, kemudian tanpa sarat apa pun, karena tahu perjuangan saya. Kalau pengajuan rutin sebelum pandemi yang datang 10.000 (orang), semuanya kita kasih makan tanpa infaq dan jalan itu. Artinya kemudian ada orang pakai ancam-ancam dan sebagainya, ya itu urusan yang ngancem, kita nggak ada sumbangan juga jalan kok. Yang ngasih lebih banyak diam kok. Masak yang ngasih nggak seberapa cuap-cuap," tutur Gus Miftah.
Di akhir, disinggung apakah dirinya terganggu soal masalah itu, Gus Miftah merasa tak masalah. Ia sudah biasa menghadapi isu miring.
"Ya kalau saya orangnya sudah biasa mendapatkan isu seperti itu, ya biasa saja. Seperti teman-teman media tahulah, mungkin kan saya termasuk orang yang paling sering mendapatkan bully-an apa punlah, orangnya sering viral, sombong amat," pungkasnya sambil tersenyum.
Sekadar diketahui sebelumnya nama Gus Miftah tengah heboh usai video Ketua DPP PAN Ahmad Mumtaz Rais menyinggung soal dukungan Pemilu 2024 ke pondok pesantren Ora Aji.
Putra Amien Rais itu membuat video berdurasi 45 detik yang ditujukan kepada Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, DIY, milik Gus Miftah.
Dalam video itu, Mumtaz, yang menyebut dirinya Bang Jago, awalnya mendoakan agar jamaah dakwah Gus Miftah mewabah, lalu memberikan bantuan Rp 100 juta.
Dengan terang-terangan, Mumtaz menyinggung soal Pemilu 2024 sambil meminta agar jamaah Gus Miftah mendukungnya. Di akhir video, Mumtaz mengancam akan menghentikan sumbangan ke Ponpes Ora Aji, jika tidak memilihnya dalam Pemilu 2024.
(fbr/mau)