Cerita Sosok di Balik Tampilan Kece Kontingen Papua di PON XX Papua

Cerita Sosok di Balik Tampilan Kece Kontingen Papua di PON XX Papua

Desi Puspasari - detikHot
Kamis, 07 Okt 2021 16:40 WIB
Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua resmi dibuka. Pesta olahraga nasional itu dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di Stadion Lukas Enembe, Sabtu (2/10).
Tampilan Kontingen Papua di pembukaan PON XX Papua 2021 Foto: Antara Foto
Jakarta -

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 resmi dibuka pada 2 Oktober 2021. Dalam pembukaan itu semua kontingen tampil dengan gaya masing-masing yang mencuri perhatian, termasuk kontingen asal Papua.

Desainer Stephen Wongso dari rumah mode Wong Hang Tailor adalah sosok yang turut andil memoles tampilan kontingen asal Papua. Dia pun sempat memperlihatkan tampilan para kontingen asal Papua yang mengenakan setelan jas berwarna dongker di Instagramnya.

"Proudly presents the best suits for the entire PON Papua XX contingent in Jayapura, Papua #Torangbisa," tulis Stephen Wongso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT



Setelah Presiden Joko Widodo membuka langsung PON XX Papua 2020 di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, semua kontingen baik ofisial dan atlet dari seluruh kontingen tampil mengikuti parade di atas panggung.

Kontingen asal Papua tampil seragam dengan kemeja putih, setelan jas warna biru, dikombinasi dengan batik bermotif batik Papua.

Stephen Wongso juga mempersiapkan busana yang juga dipakai oleh tamu VIP dan VVIP, seperti Kapolda Papua Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri, Pangdam Cenderawasih Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yoga, Kasdam Cendrawasih Pangdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, Walikota Jayapura Benhur Tomi Mano, Wakil Ketua DPR Papua Dr.Yunus Wonda, dan Rektor Universitas Cendrawasih Dr.Ir Apollo Safanpo.

Kakak kandung Samuel Wongso itu juga bangga karya yang dia buat oleh timnya juga dipakai oleh Presiden RI, Joko Widodo, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, SIP, dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.

"Kerja keras dalam waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan ribuan jas, kemeja dan ikatan yang hari ini digunakan oleh semua kontingen dan semua VIP dan VVIP pada upacara pembukaan PON Papua," ungkap Stephen Wongso,

Batik yang dikombinasikan dengan jas tersebut adalah hasil karya putra daerah Papua. Butuh waktu lima minggu Stephen Wongso menyelesaikan setelan-setelan jas yang dikenakan kontingen Papua.

"Untuk VVIP kebetulan kami sudah ada size measurement-nya jadi tinggal kami copy paste saja. Kebetulan beliau-beliau merupakan customer kami," ceritanya.

"Bahan yang untuk VVIP kami menggunakan bahan 100 persen yang kami desain khusus sesuai dengan style PON Papua XX dan kami padu padankan dengan desain batik khusus Papua. Termasuk lining (furing) kami custom desain dan detailnya," jelas Stephen Wongso.

Stephen Wongso fitting jas bersama Kapolda Papua Irjen. Pol. Mathius D. FakhiriStephen Wongso fitting jas bersama Kapolda Papua Irjen. Pol. Mathius D. Fakhiri Foto: dok. Pribadi Stephen Wongso

Stephen menegaskan, semua desain sudah disepakati dengan PB PON dan semua institusi yang tergabung di dalamnya. Dia berpikir semua kontingen harus terlihat menarik dan memperlihatkan ciri khas daerah asal mereka, termasuk Papua.

"PON event yang membanggakan buat Papua, Indonesia dan kita semua karena merupakan event bergengsi yang ditunggu sekian lama oleh semua orang. Menjadi bagian dari event olahraga besar merupakan suatu kebanggaan karena kita putra putri Indonesia punya sumbangsih terhadap bangsa dan negara," kata Stephen Wongso.

Sudah saatnya, olahraga bukan cuma dilihat sebagai sport industry, tapi juga bisa menjadi fashion industry dan lifestyle. Kontingen-kontingen yang hadir juga harus terlihat berkelas.

"Untuk jas yang pasti akan dipakai untuk opening, closing, dan event-event penting selama acara PON Papua," tukasnya.

Di halaman selanjutnya, menggunakan jasa 450 penjahit.

Meski waktu yang disediakan tidak banyak untuk menyelesaikan jas-jas tersebut, sang desainer bersyukur bisa menyelesaikan tepat waktu.

"Karena persiapan yang sangat mepet dan semua terburu-buru, jadi butuh extra effort," ungkap Stephen Wongso.

"Untuk kontingen, kita menggunakan size chart yang sudah kita rancang khusus untuk postur orang Papua, dan butuh waktu sekitar 5 minggu untuk produksi karena durasi waktu kirim panjang karena jauh dari Jawa," lanjutnya.

Untuk menyelesaikan tepat waktu, Stephen Wongso menggunakan jasa 450 penjahit. Mereka pun bekerja nonstop selama 24 jam dengan pembagian shift kerja.

"Kami mengerahkan hampir 3/4 pabrik kami untuk menyelesaikan semua pekerjaan ini. Jadi sekitar 450 orang full nonstop selama 24 jam (berganti shift)," cerita Stephen Wongso.

Ada beberapa kendala yang dihadapi meski akhirnya bisa selesai tepat waktu. Kesulitan terjadi untuk mendapatkan material bahan kain.

"Ya tentunya, dengan waktu yang singkat kami meng-custom bahan, detail corak, dan warna. Untungnya desain yang kami buat bisa sesuai dengan ekspektasi team dari PB PON dan semua pejabat yang berwenang. Sehingga tidak banyak revisi, bisa cepat kami potong dan produksi," tutur sang desainer.



Simak Video "Video: Luna Maya Nggak Ketinggalan Ikutan Tren Aura Farming"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads