Warkopi Dituding Langgar Hak Cipta, Ini Penjelasannya

Warkopi Dituding Langgar Hak Cipta, Ini Penjelasannya

tim detikhot - detikHot
Jumat, 24 Sep 2021 10:53 WIB
Warkopi yang kena sentil Indro Wakop soal izin
Warkopi disentil Indro Warkop, langgar hak cipta Foto: dok. Instagram
Jakarta -

Warkopi bikin heboh setelah muncul lalu disebut mirip dengan legenda Warkop DKI. Berbagai kegiatan dilakukan mereka, termasuk tampil di televisi.

Awal mula kehadiran mereka di media sosial. Tidak secara kebetulan, mereka dipersatukan oleh netizen.

Alfin Dwi Krisnandi yang disebut mirip Indro Warkop mengaku awalnya mengunggah foto dirinya di media sosial. Setelah itu, banyak netizen yang tiba-tiba nge-tag foto tersebut ke Alfred Dimas yang disebut mirip Kasino.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sama Alfred viral, juga diundang televisi. Baru terakhir ini ketemu Asep atau Sepriadi (disebut mirip Dono). Kita awalnya nggak kenal satu sama lain," ujar Alfi.

"Saya juga nggak menyadari kalau ada kemiripan dengan Pakde Indro yang muda. Semenjak saya viral ya sudah lanjutin saja. Siapa tahu ini rezeki saya," ungkap Alfin.

ADVERTISEMENT

Sepriadi mengaku semua berjalan begitu saja, mulai dari penilaian netizen. Padahal, ia merasa tak mirip dengan mendiang Dono.

"Saya merasa nggak mirip. Yang bilang mirip kan teman-teman dan netizen. Makanya saya diajak bertiga gabung," aku Sepriadi.

"Saya sih sejak awal nggak merasa mirip, tapi netizen memiripkan. Ya memang ciptaan Tuhan begini ya, rezeki mungkin," sambung Alfred.

Setelah itu, ketiganya lantas menarik perhatian pemilik Patria TV. Mereka pun kala itu diberi nama Warkopi, membuat sketsa di berbagai media sosial, hingga tampil di televisi.

"Kami disatuin sama manajemen sampai kita bertiga bisa barengan," ucap Alfi.

"Mungkin kita bikin sketsa yang beda lah ya, tapi nggak mengatasnamakan Warkop DKI ya, kami kreativitas sendiri saja."

Sosok di Balik Warkopi

Patria TV juga baru dibuat pada 4 Januari 2021. Ketiganya pun aktif membuat sketsa komedi di channel tersebut. Selain sketsa, channel tersebut juga memiliki beberapa konten dan promosi kegiatan.

Beberapa bulan yang lalu, mereka mengunggah sosok Tomi Patria Edwardy yang merupakan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia Kota Tangerang. Mereka mengunggah promo di desk community YouTube, untuk kegiatan roadshow ke seluruh perguruan silat yang ada di Tangsel.

Salah satu manajemen di balik Patria TV adalah Bang Kums. Ia juga orang yang jadi garda terdepan ketika Warkopi diterjang masalah. Termasuk ketika disentil Indro Warkop soal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Awalnya, Indro Warkop memberikan tanggapan soal kehadiran Warkopi di akun Instagramnya. Dia menyayangkan tidak ada permintaan izin dari Warkopi untuk menunjukkan mereka punya kemiripan dengan personel Warkop DKI.

Penilaian Praktisi Hukum

Praktisi hukum Noviar Irianto menilai Warkopi yang bergaya serupa Warkop DKI telah melanggar hak cipta milik Indro serta Lembaga Warkop yang dipegang anak-anak Dono dan Kasino.

"Melanggar, karena mereka tanpa hak atau tanpa izin sudah mendapatkan keuntungan dengan menyiarkan atau menyebarluaskan konten dengan menyerupai pelaku pertunjukan yang memiliki hak terkait dari hak cipta," kata Noviar seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.

Menurutnya, soal hak cipta sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta). Di dalamnya dijelaskan bahwa hak cipta merupakan bagian dari kekayaan intelektual yang memiliki objek dilindungi.

"Pemegang hak cipta dari sebuah film itu eksekutif produser. Kalau mau tahu siapa pemegang hak cipta film-film Warkop, lihat saja siapa eksekutif produser film itu," kata Noviar.

"Pelaku pertunjukan ini kalau dalam film aktor. Jadi yang dilindungi adalah hak terkait yang melekat pada aktor. Misalnya cara bicara, gaya jalan, pakaian dan lain-lain dari karakter yang diperankan aktor tersebut."

Hana Sukmaningsih selaku Ketua Lembaga Warkop DKI menganggap masalah itu sebagai hilangnya tata krama. Meski, Warkop DKI juga diketahui bekerjasama dengan Falcon Pictures.

"Gini lo, lembaga Warkop itu nggak mikirin kerugian materil. Kita melihatnya hilangnya tata krama. Imateril kita dapat nama jelek dari Falcon, kenapa kita ada kerjasama dengan Falcon. Kita tidak bisa menjaga, orang lain juga jual. Kita dapat teguran keras, itu kerugian besar bagi kita," lanjut Hana.




(nu2/dar)

Hide Ads