Pihak keluarga pelaku dugaan penipuan dan penggelapan berinisial AH muncul ke publik. Mereka menyebutkan ada motif lain di balik pelaporan Fahri Azmi yang menyebabkan ditangkapnya AH oleh pihak kepolisian.
Menurut pengacara AH, Lenarki Latupeirissa, motif Fahri Azmi melaporkan kliennya ke polisi adalah masalah pribadi. Dugaannya adalah Fahri Azmi dan AH terlibat dalam hubungan sesama jenis.
"AH dan FA (Fahri Azmi) ada hubungan kedekatan (asmara sesama jenis). Motif FA melaporkan AH karena sakit hati," kata Lenarki Latupeirissa di Kota Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan Fahri Azmi dan AH dimulai ketika keduanya bertemu di aplikasi kencan online, Tinder. Keduanya kemudian bertatap muka di acara ulang tahun temannya yang bernama Karina pada 10 Juni 2021.
Empat hari setelah bertatap muka, Fahri Azmi dan AH berlibur ke Lombok, Nusa Tenggara Barat dan pulang ke Jakarta pada 18 Juni 2021. Keduanya jatuh cinta, hingga Fahri Azmi meminta AH menceraikan istrinya.
![]() |
"Saat liburan itu AH diminta FA (Fahri Azmi) untuk menceraikan istrinya," kata Lenarki Latupeirissa.
Keinginan Fahri Azmi seakan harus dituruti AH sesegera mungkin. Menurut Lenarki Latupeirissa, Fahri Azmi bahkan mengirim video mesranya dengan AH ke istri AH demi menghancurkan rumah tangga mereka.
Tak gentar, AH masih tetap enggan menceraikan istrinya. Saat itulah, kata Lenarki Latupeirissa, Fahri Azmi melaporkan AH ke polisi dengan tuduhan penipuan.
Padahal, menurut Lenarki Latupeirissa, uang Rp 75 juta yang disebut sebagai jumlah penggelapan oleh AH merupakan pemberian Fahri Azmi. Uang tersebut digunakan saat mereka berlibur ke Lombok.
Uang Rp 75 juta itu tak kunjung dikembalikan oleh AH hingga Fahri Azmi melaporkannya ke polisi. Dalam laporannya, Fahri Azmi menyebut AH datang padanya sebagai seorang pejabat yang mencatut nama Jokowi.
Diwawancarai terpisah, pengacara Fahri Azmi, Fahmi Bachmid membantah soal adanya hubungan sejenis antara kliennya dengan AH. Ia menyebut, kabar itu terlalu mengada-ngada. Fahmi Bachmid pun enggan menanggapinya terlalu jauh.
"Apa yang harus di bantah orang itu di luar konteks hukum. Nggak benar lah, Panik mungkin itu, stres. Biasa kalau orang stres, orang panik aneh-aneh," ucap Fahmi Bachmid, saat dihubungi detikcom, Rabu (8/9/2021).
"Yang jelas saya nggak ngurusin yang begituan. Yang jelas yag saya urus ada bukti transfer ditunjukkan ke saya dua kali, bahwa dia mencatut nama Jokowi, Mensekneg, dia bawa stampel bahkan ada SK, seakan-akan dia calon menteri. Sayackan punya semua dokumennya, lengkap," pungkasnya.
(hnh/nu2)