Coki Pardede merupakan komika yang juga sering bersuara di Twitter. Tapi tak jarang, pandangannya tidak sejalan dengan netizen hingga membuat kehebohan.
Baru-baru ini saja, Coki Pardede menyebut kebanyakan figur publik yang dituding melakukan pelecehan seksual memiliki segudang karya yang ia kagumi. Ia mengambil contoh Harvey Weinstein.
"Kok pada sebel gw suka dan kagum ama Harvey Weinstein? Dari awal gw menikmati org" ini dari konteks Konten kreator dan karya. Gw TENTU ga setuju ama perbuatannya. gw gak bilang itu bener, TAPI mau sebejat bejat nya moral dia, FAKTA kalo karya nya bagus ya, bagus aj," kicau Coki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar tersebut sontak menjadi kontroversi. Kicauan Coki Pardede mengundang netizen untuk berdebat.
Kini, perlahan terungkap alasan Coki Pardede sering berkicau yang kontroversial. Hal tersebut diungkapkan oleh Patrick Effendy CEO Majelis Lucu Indonesia di Podcast Deddy Corbuzier.
Patrick Effendy awalnya berkisah soal penangkapan Coki Pardede karena narkoba. MLI ternyata sudah tahu Coki pemakai, hingga membuat beberapa program agar komika tersebut bisa menjauhi narkoba.
"Kita ikut program, kita desain bareng-bareng yang nge-lead Bung Yerry. Coki kita pindahin dari kost-an ke deket rumah kita, road manager juga di sana. Financial kita manage, sosial media kita punya akses. Supaya nggak ngawur lagi, dia akui nge-tweet ngawur, dia cari adrenaline. Masalah-masalah datang dari situ," kisahnya.
Coki Pardede kini jadi tersangka atas kasus narkoba. Ia ditangkap di rumahnya di kawasan Tangerang dengan barang bukti berupa sabu seberart 0,5 gram dan alat suntik. MLI yang sudah tahu Coki Pardede pemakai mengaku tak berhasil membuat sang talent berhenti dari narkoba.
"Olahraga kita udah paksa, tapi ngga berhasil. Kita banyak bikinin program supaya membantu. Sering banget, bung Yerry kadang-kadang kalau relapse, asesment berdua. Banyak kita nggak tahu. Kita sampai punya tes urine, di kantorku, di rumah, di mobil," tutur Patrick Effendy.
(nu2/nu2)