Nikita Mirzani kembali menyuarakan pendapatnya. Kali ini soal hotel bintang 5 tempat karantina COVID-19 yang terdaftar di Kemenkes, tapi fasilitas seperti penjara. Ada alasan kenapa Nikita Mirzani berpendapat seperti itu.
Bisa 'mendekam' selama 8 hari di hotel tersebut merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan Nikita Mirzani usai berlibur ke Turki. Sesampainya di Tanah Air, dia diwajibkan melakukan karantina. Namun rupanya hotel yang ditempatinya tidak sebanding dengan harga yang dia keluarkan.
Beberapa hal yang disoroti Nikita Mirzani dari hotel tersebut adalah harganya yang mahal yakni Rp 22 juta per kamar. Namun apa yang ditawarkan oleh hotel tersebut sama sekali tidak tercermin dalam harganya. Sampai-sampai perempuan yang tidak suka dipanggil Nyai itu menyebut penjara lebih baik ketimbang hotel karantina tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Alasan Cyndyana Lorens Umumkan Resmi Mualaf |
"Beberapa hotel buat tempat karantina yang terdaftar di tempat Kemenkes tidak ada sama sekali jendelanya, nggak bisa kebuka. Jadi lo sumpek, bau, dan segala macam. 8 hari di dalam nggak bisa ke mana-mana, seprai nggak diganti, tidak dibersihkan, handuk tidak diganti. Seolah-olah yang karantina (sedang) terjangkit COVID-19. Mereka tidak bisa membedakan mana yang COVID-19 dan tidak. Itu yang harus pemerintah pikirkan sekarang," kata Nikita Mirzani kala ditemui di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Keputusan Nikita Mirzani untuk bersuara lewat media sosial sebenarnya ada alasannya. Menurut dia, apa yang dia alami persis sama dengan beberapa orang yang mengirim DM padanya ke Instagram.
Oleh karena itu, Nikita Mirzani merasa harus bersuara. Dalam unggahan, kala itu dia juga menyinggung soal keberanian orang-orang Indonesia buat bersuara seperti dirinya.
"Selama gue di Turki DM banyak masuk bilang gue akan karantina dulu sebelum pulang. Kalau gue harus merasakan dulu baru tahu kejadiannya. Ternyata gue merasakan hal yang sama dengan beberapa warganet yang DM gue, yang gue nggak kenal. Samalah kejadiannya barulah gue bersuara di Instagram," tutur Nikita Mirzani.
Yang pasti dari sudut pandang Nikita Mirzani, uang yang dikeluarkannya untuk biaya hotel karantina COVID-19 tidak sebanding dengan fasilitas yang dia dapatkan. Menurutnya, hotel tersebut tidak manusiawi dalam menangani orang-orang yang dikarantina.
Bahkan dia sempat menyebut bahwa hotel-hotel tersebut hanya memanfaatkan kondisi COVID-19 saja untuk meraup keuntungan. Hal itu juga diutarakannya dalam unggahan media sosialnya beberapa waktu lalu.
"Indonesia berduka. Tapi beberapa orang membuat duka ini menjadi bisnis untuk keuntungan usahanya masing-masing. Mudah-mudahan ya hotel-hotel mewah yang menampung orang-orang yang sedang dikarantina tutup selama-lamanya. Agar tidak menyusahkan orang-orang yang tidak mampu untuk karantina di hotel tersebut," tulisnya kala itu.