Bertahan di tengah pandemi COVID-19, bisnis menjadi salah satu andalan para artis untuk kelanjutan perekonomian. Hal itu dirasakan oleh Niyo, vokalis Nano Band.
Niyo Nano Band sebenarnya sudah mendirikan bisnis body piercing sejak 2015. Bisnis yang dinamai Piercing Indonesia itu bermula dari bisnis online menjual perhiasan atau pernak-pernik tindik.
"Namun karena permintaan pasang piercing semakin banyak akhirnya memutuskan untuk serius mempelajari prosedur piercing secara otodidak," kata Niyo, sebagai founder Piercing Indonesia kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bagaimana Bisnis Fanny Ghassani saat PPKM? |
Niyo menjelaskan prosedur tindik memang terlihat mirip dengan praktik medis. Akan tetapi, menurutnya belum tentu orang lulusan pendidikan kedokteran bisa terampil dalam menindik.
"Tidak masuk akal kalau lo pergi ke dokter, bidan, perawat, atau profesional medis lainnya untuk membuat piercing atau tindik. Kecuali jika mereka mempelajari informasi khusus tentang piercing sebagai bagian dari pendidikannya. Tapi faktanya, berapa banyak dari mereka yang mengerti ukuran, style perhiasan, penempatan, dan teknik menindiknya?" tuturnya.
Sang vokalis terjun langsung mempelajari informasi khusus tentang piercing. Awalnya Niyo mengaku cukup susah membangun bisnis ini. Niyo benar-benar mempelajari lebih dalam soal piercing.
"Sebagian dokter menggunakan injek anestesi supaya mati rasa di area tindik, hal ini justru dapat meningkatkan potensi komplikasi, padahal tidak diperlukan sama sekali jika penindik cukup terampil. Beberapa dari mereka juga sering tidak sadar bahwa luka piercing dengan luka biasa adalah dua hal yang berbeda, sehingga bisa-bisa menyarankan cara perawatan yang tidak cocok untuk penyembuhan luka tindik," ucapnya.
"Sulit banget pada awalnya, karena nggak punya mentor di bisnis ini. Semua belajar sendiri otodidak, ikut seminar, maksain baca buku walaupun sebenarnya aku nggak suka baca. Tiga tahun pertama itu masa-masa tersulitnya. Puji syukur sekarang sudah bisa mulai menikmati hasilnya, dan piercing jadi passion baruku, ngalahin musik," aku Niyo terbahak.
Niyo dulu sempat memutuskan untuk hengkang dari Nano Band dan solo karier. Kemudian kembali bergabung dalam Nano Band, tapi pandemi COVID-19 membuat kegiatan Niyo bersama Nano Band berkurang untuk manggung.
Hal itu membuat dirinya punya lebih banyak waktu untuk makin serius di bisnis. Bahkan Niyo tak memungkiri bisnis lebih menjanjikan untuk perekonomiannya.
"Sekarang lebih fokus di bisnis. Walaupun status masih sebagai vokalis Nano juga. Dulu 2011 aku sempat keluar dari band tersebut, 7 tahun. 2018 jadi vokalis Nano lagi, dan ngeluarin dua single yang berjudul 'Separuhku; 2018 dan 'Kamu' 2019. Setelah itu muncul COVID. Jadi makin punya alasan kuat untuk lebih fokus di bisnis," bebernya.
"Sejujurnya saat ini iya (lebih menguntungkan berbisnis ketimbang bermusik). Makanya lebih fokus di bisnis," tegas Niyo.
Niyo mengakui sudah dua tahun Nano Band tidak pernah manggung ditambah lagi dengan kondisi pandemi. Selain bisnis dia juga bersyukur masih ada pemasukan lainnya.
"Nano sudah 2 tahun nggak pernah manggung. Tapi bersyukur masih kebagian royalti dari label setiap 3 bulan dari single 'Separuhku' dan 'Kamu'," ucapnya.
Saat ini, bisnis body piercing miliknya cukup berkembang. Sejak 2019 dia sudah membuka studio piercing profesional pertama di Bandung. Kini menyusul untuk cabang Jakarta, Surabaya, dan Bali.
"Sekarang sedang persiapan buka cabang ke-5 di Yogyakarta," kata Niyo.
(pus/dar)