Nikita Mirzani menceritakan bagaimana dirinya kecewa dengan hotel bintang 5 yang dia pakai untuk karantina sepulang dari Turki. Kamar yang ia sewa itu jauh dari kata manusiawi, tapi harga sangat mahal.
Sejak awal kedatangannya di Indonesia, Nikita Mirzani merasa ada yang janggal. Ia merasa aneh dengan tata cara melakukan karantina untuk orang-orang yang baru saja pulang dari luar negeri.
"Dari Bandara ada 3 pintu yang harus kita lewatin bukan cap imigrasi doang. Paspor disita. Jadi pintu pertama, kedua legalisir surat yang dikasih vaksin dan tetek bengek. Pintu ketiga itu baru mau keluar, kita mau ambil koper disamperin satgas COVID menanyakan sudah pesan hotel buat karantina di mana. Kalau belum ditawarin sama mereka," ungkap Nikita Mirzani saat ditemui di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (27/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikita Mirzani pun akhirnya memilih untuk melakukan karantina di hotel yang paling murah. Namun sayang, kamarnya sudah penuh semua.
"Gua berenam, satu perempuan. Jadi karantina satu kamar satu orang. Bayangin gue berenam ada enam kamar, gua mentingin hotel murah buat karantina," kata Nikita Mirzani.
"Ya hotel murah yang penting kita aman, bisa ngobrol, dan satu lantai. Akhirnya pesan hotel murah ternyata full," sambungnya.
Nikita Mirzani akhirnya ditawari hotel bintang 5 oleh petugas. Tak ingin ribet, Nikita Mirzani pun manut dengan apa yang disarankan.
"Gue capek mau istirahat, gue iyain aja, dikasih list hotel bintang 5 semua. Padahal gue tidur di hotel murah aja nggak apa-apa kan, karantina nggak bisa ke mana-mana dan hotel sepi. Udah kayak kota mati," tutur Nikita Mirzani.
"Dikasih list hotel mahal gue iyain aja, gue tanya harganya, Rp 17,8 juta. Ya sudah pesanlah hotel itu," ucapnya.
Namun, setelah tiba di lokasi, harga per kamar hotel tiba-tiba saja berubah. Harganya jadi lebih mahal dari yang semula ditawarkan.
"Gue minta bisa nggak satu kamar dua orang karena kita satu tim. Jadi Rp 17,8 (juta) dikali tiga selama delapan hari. Pas sampai hotel harganya berubah jadi Rp 22 juta. Itu saksinya yang dengar banyak," papar Nikita Mirzani.
Saat mendengar hal itu, Nikita Mirzani tidak terima. Ia pun komplain dengan petugas setempat.
"Gue bukan berantem ya, gue tanyain, 'Kok di Bandara Rp 17 juta, kok di Hotel Rp 22 juta?' Karena gue capek ya gue bayar. Di situ udah nunggu tim satgas buat PCR. Ya sudah habis bayar ya kita tes. Besoknya hasilnya negatif," beber Nikita Mirzani.
"Maksud gue kalau negatif jangan diperlakukan seperti orang positif," pungkas ibu tiga anak itu.
(hnh/pus)