Sinetron Suara Hati Istri: Zahra menuai kecaman. Kecaman dilontarkan juga dari beberapa artis karena menilai mempertontonkan pedofilia dan pernikahan di bawah umur.
Fanny Ghassani sebagai pemain sinetron juga punya cerita sendiri. Dirinya bingung letak kesalahan sinetron yang diperankan oleh Lea Ciarachel atau Ciarachel Forneaux itu.
"Aktor umur 15 tahun berperan sebagai istri, gimana coba nasib masa depan anak bangsa? Wih... berat. Sekedar sharing aja aku waktu umur 16 tahun aku berperan sebagai Kyla di Sinetron Cinta Fitri. Saat itu aku berpacaran dengan Aldo yang bermain saat itu adalah Adly Fairuz, nikah dan akhirnya punya anak namanya Khanza," buka Fanny Ghassani menceritakan pengalamannya dalam unggahan IGTV pribadinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus aku juga pernah nonton sinetron yang judulnya adalah Pernikahan Dini, saat itu pemainnya juga masih belia, silakan di google aja. Salahnya di mana ya?" tanya Fanny Ghassani.
Fanny Ghassani mengatakan keindahan menjadi aktor adalah bisa memerankan tokoh yang berbeda dari kehidupannya. Bintang sinetron Cinta Fitri itu juga menyinggung soal anggapan sinetron tidak mendidik.
"Nah ada juga yang bilang, nonton sinetron tuh nggak mendidik. Tontonan tuh nggak selalu harus mendidik. Ini opini aku!" tegasnya.
"Tontonan bisa jadi hanya menghibur, aku dulu juga nonton, Tersayang, Tersanjung, Pernikahan Dini, Ikhlas, banyak banget sinetron yang aku tonton zaman kecil. Menurut aku dampaknya nggak buruk dan sampai sekarang pun hidup aku baik-baik saja," beber Fanny Ghassani.
Sinetron termasuk Suara Hati Istri: Zahra dianggap tidak mendidik, Fanny Ghassani menyinggung cukup banyak hal yang dipertontonkan di televisi juga bisa menimbulkan anggapan mendidik atau tidak.
"Kalau sinetron nggak mendidik lantas apa yang mendidik? Apakah saling hujat di TV itu mendidik? Apakah saling hujat di konten YouTube atau Instagram itu mendidik? Apakah teriak-teriak ngomong kasar itu mendidik? Nggak kan? Apakah gimmick mendidik? Nggak kan?" kritiknya.
Fanny Ghassani beranggapan KPI sudah mengerjakan tugasnya untuk menyaring tayangan di televisi. Terlebih, menurut Fanny sinetron di televisi Indonesia masih mempunyai batasan yang jelas.
"Aku percaya banget KPI sudah mengerjakan tugasnya dengan baik, nggak mungkinlah KPI itu tidak menyaring dulu (tayangan), mempertimbangkan baik buruknya menurut aku nggak mungkin. Toh di TV kita nggak ada tuh adegan ciuman, ciuman bibir nggak ada tuh, pegangan tangan iya. Satu kasur iya, tapi kan nggak ada adegan 'ranjang' gitu ya. Jadi sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan menurutku," ucap Fanny Ghassani menyuarakan pendapatnya.
"Tapi aku pengin tahu deh mengapa tiba-tiba seorang aktor umur 15 tahun memerankan jadi seorang istri, jadi sangat meresahkan buat kalian? Kasih jawaban ke kita, kita kepo. Kita kepo," sambungnya.
Meski mempunyai pendapat yang berbeda, Fanny Ghassani menegaskan dirinya sangat terbuka dengan perbedaan pendapat tersebut. Dia sebagai pemain sinetron juga menghargai pendapat orang lain dan berharap apa yang dia bagikan bisa jadi penyeimbang informasi.
"Tapi aku menghargai semua perbedaan pendapat, karena buat aku semua orang bebas berpendapat. Aku bicara dari sudut pandang aku, berdasarkan pengalaman aku. Mudah-mudahan bisa menyeimbangkan informasi yang kalian dapat sebelumnya," ungkapnya.
KPI pun sudah menindaklanjuti kecaman terhadap sinetron Zahra. Mereka sudah bertemu dengan pihak Indosiar.
"Indosiar menerima semua masukan dan akan segera mengganti pemeran dalam 3 episode mendatang pada sinetron tersebut," ujar Wakil Ketua KPI Mulyo Hadi Purnomo, kepada wartawan, Rabu (6/2/2021).
Ciarachel Fourneaux atau Lea Ciarachel akan diganti oleh pemain yang usianya lebih pantas. Pastinya usia pemain pengganti Ciarachel harus di atas 18 tahun.
"Terkait usia pemeran, selanjutnya akan menjadi acuan Indosiar ke depan untuk selalu mengingatkan PH (production house) agar memakai pemeran-pemeran usia di atas 18 tahun untuk peran yang sudah menikah," tutur Mulyo.
(pus/aay)