Terkuak Sifat Dul Jaelani, Sering Nangis hingga Pendam Amarah

Terkuak Sifat Dul Jaelani, Sering Nangis hingga Pendam Amarah

Febriyantino Nur Pratama - detikHot
Minggu, 16 Mei 2021 10:45 WIB
Dul Jaelani bintangi Dear Imamku
Foto: (dok. Dear Imamku)
Jakarta -

Dul Jaelani rupanya sering sekali menangis dalam kesehariannya. Lantaran sudah terbiasa menangis, rupanya hal itu membantu Dul dalam berakting.

Memang Dul menjadi pemeran utama di film terbarunya Dear Imamku. Sehingga jika dituntut menangis, Dul langsung membayangkan hal yang menyedihkan di dalam hidupnya

"Kalo aku nangis gampang, karena aku orang sering nangis he he, gampang. Kalo akting nangis tinggal bayangin apa yang sedih," kata Dul Jaelani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun untuk adegan marah, Dul mengaku justru sulit melakukan. Pasalnya dalam kehidupan sehari-hari, Dul memilih memendam kemarahannya sendiri atau mendiami orang yang membuatnya marah besar.

"Ada satu adegan lagi marah, lagi berantem hebat sama Tisya. Karena aku orangnya dalam kehidupan nyata, kalau aku marah nggak pernah yang benar-benar marah. Selalu mendem, oke mendem. Atau aku selalu diami, diem orangnya itu," bebernya.

ADVERTISEMENT

Sehingga ketika dituntut marah, Dul memiliki alternatif lain yaitu membayangkan ingin segera pulang di saat proses syuting. Karena dia sendiri awalnya merasa kesal karena belum terbiasa bekerja di dunia seni peran, khususnya film.

"Bingung gimana hingga akhirnya apa pun di situasi itu dimanfaatin. Jadi sesuatu yang buat aku marah hingga akhirnya aku marah," imbuh Dul Jaelani.

"Beberapa hari itu aku pengen pulang, aku pengen pulang. Jadi sebenarnya apa pun itu aku manfaatin biar aku marah gitu," kata Dul menambahkan.

Baru menjajal dunia film, Dul mengaku kapok.

"Awalnya sempat kapok, kan pemeran utama yg dilakukin pahamin dialog, trus take, juga sampe nangis. Kenapa ini gue ambil pada awalnya," imbuhnya.

Untung Dul beradu akting dengan kekasihnya, Tisya Biani. Sehingga dia merasa lebih tenang menjalani proses syuting.

"Alhamdulillah ada Tissa disupport. Banyak aku cari celah untuk bisa atasin ini. Hari kelima nemu celahmya, Tissa kasih tahu dialog bukan dihafalin tapi dipahami, sehingga di hari kelima udah addictive. Udah dapat celahnya, awal-awalnya kaget, kapok. Diospek mental," pungkasnya.




(fbr/dal)

Hide Ads