4 Ustaz yang Pernah Masuk Gereja dalam Misi Toleransi Beragama

4 Ustaz yang Pernah Masuk Gereja dalam Misi Toleransi Beragama

Tim detikHOT - detikHot
Jumat, 07 Mei 2021 15:46 WIB
Gus Miftah
Gus Miftah dan tiga ustaz lainnya yang pernah masuk ke gerja dan beri sambutan Foto: Usman Hadi/detikcom

3. KH Said Aqil Siradj

Setelah kejadian bom bunuh diri, KH Said Aqil Siradj mendatangi Gereja Katedral Makassar pada 11 April 2021. Kedatangannya disambut oleh Uskup Agung Makassar dan beberapa jemaah di gereja tersebut.

Di lini Twitter beredar video ketika Ketua Umum Pengurus Nahdatul Ulama (NU) itu berjalan di lorong utama gereja. KH Said Aqil Siradj berjalan ke arah altar gereja dan menyapa jamaah yang sedang berada di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketum PBNU Said Aqil Siradj.Ketum PBNU Said Aqil Siradj juga masuk ke Gereja Katedral Makassar dan menyapa para jamaah setelah kejadian bom bunuh diri Foto: Ketum PBNU Said Aqil Siradj. (Jefrie-detikcom)

"PBNU bersama warga NU (Nahdlatul Ulama) mengutuk terhadap teror bom di Gereja Katedral Makasar ini, tidak usah takut hanya tetap meningkatkan kewaspadaan, tapi tidak usah takut. Mari kita rapatkan barisan, semakin insaniyah, semakin harmonis satu sama lain," kata KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya.

KH Said Aqil Siradj menyampaikan tujuannya datang langsung untuk menyampaikan bela sungkawa.

ADVERTISEMENT

"Berkabung, menyampaikan duka bom bunuh diri minggu lalu. Dan menyampaikan support agar moral masyarakat Katolik Makassar tidak down," ucapnya.

4. Gus Miftah

Gus Miftah adalah yang belum lama viral karena memberikan sambutan dalam peresmian GBI Amanat Agung, di Penjaringan, Jakarta Utara. Dalam sambutannya, Gus Miftah hanya menyampaikan pesan persatuan.

"Di saat aku menggenggam tasbihku, dan kamu menggenggam Salibmu.
Di saat aku beribadah di Istiqlal. Namun, engkau ke Katedral.
Di saat Bioku tertulis Allah Subhanahuwata'ala, dan biomu tertulis Yesus Kristus.
Disaat aku mengucapkan Assalamualaikum, dan kamu mengucapkan Salom.
Disaat aku mengeja Al Quran, dan kamu mengeja Al Kitabmu.
Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan. Tentang aku yang mengenadahkan tangan, dan kau yang melipatkan tangan saat berdoa.
Aku, kamu, kita. Bukan Istiqlal dan Katederal yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis.
Andai saja mereka bernyawa, apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya.
Terima kasih, Assalamualaikum, Salom," itulah pesan persatuan yang disampaikan oleh Gus Miftah.

Namun, kedatangannya menuai pro dan kontra. Bahkan Gus Miftah dituding menjadi kafir. Mendapat hujatan, Gus Miftah pun menegaskan kedatangannya ke GBI Amanat Agung bukan dalam rangka acara peribadahan.

"Dicatat, dalam rangka peresmian, bukan dalam rangka peribadatan," tegas Gus Miftah.

Gus Miftah pun mempertanyakan mengapa hanya dirinya yang jadi heboh? Selain dirinya juga ada beberapa tokoh yang diundang, mulai dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekjen NU Gus Hilmi Faisal, dan Forum Kerukunan Umat Beragama.

"Kenapa Gus Miftah jadi ribut? Ada pro dan kontra, padahal kita nggak punya misi apapun selain kebhineekaan," kata Gus Miftah dalam blak-blakan.



Simak Video "Video: Menelusuri Silsilah Keluarga Gus Miftah di Ponorogo"
[Gambas:Video 20detik]

(pus/wes)

Hide Ads