Kisah rumah tangga Kapten Vincent dan Novita Condro, kini tengah jadi konsumsi publik usai pasangan suami-istri itu saling memposting aib dalam hubungan mereka di media sosial.
Bahkan kini Novita Condro pun curhat jika dirinya sampai berkonsultasi dengan psikiater usai menghadapi masalah tersebut.
Ia pun berujar jika sebelumnya dirinya sempat curhat ke teman, namun Novita merasa tak menemukan solusi ataupun mendapatkan ketenangan atas masalahnya. Ia justru malah merasakan dipojokkan dan membuat masalah jadi lebih keruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kontrol ke psikiater doesn't mean kita gila, no...Kalau kalian nggak percaya bisa sama orang/teman. Konsul psikiater bisa karena mereka menjaga kerahasian pasien. Maksud aku kalau cerita ke temen bukannya kasih saran biasa malah ada yang memojokkan. Atau malah ngompor-ngompori," tulisnya di insta-stories.
Hal itu dituliskannya untuk menjawab pertanyaan dari salah satu netizen yang bertanya tentang biaya dan bagaimana cara konsultasi tersebut.
Sebelumnya disebutkan jika Novita Condro memilih untuk mengakhiri rumah tangganya itu karena adanya masalah di antara mereka. Namun ia membantah jika ada sosok pria idaman lain seperti yang ramai dituduhkan.
"Semuanya karena hubungan yang saya jalani selama ini bukanlah hubungan yang saling menghormati dan saling menghargai sebagai pasangan," ujar Novita.
Novita Condro melanjutkan, "Saya dibantu oleh konsultan yang aktif dalam bidang kesehatan dan hukum mengenai bagaimana seharusnya hubungan sebagai pasangan yang baik dan bagaimana sebagai seorang wanita, saya juga bisa berdiri sendiri dengan kedua kaki saya sendiri."
Hal itu membuat Novita Condro tak ingin lagi berada dalam hubungan yang justru menggerus hatinya. Ia pun terang-terang membuka perangai Kapten Vincent. Ia menyebut suaminya berlaku keras dan arogan.
"Saya sebenarnya ingin menyimpan rapat-rapat masalah keluarga ini, tetapi karena ramainya komentar dan asumsi netizen, saya rasa tidak sebaiknya saya tinggal diam. Di bulan Kartini ini saya berharap sebagai seorang wanita, istri, ibu sebagai seorang istri dan kalian semua wanita bisa dihargai," kata Novita.
"Kekerasan verbal itu mungkin sering diremehkan ya sama banyak orang, tetapi sebenarnya itu berdampak yang cukup besar juga loh, apalagi kalau dalam jangka panjang. Jadi buat yang bilang, 'Halah cuma dibentak-bentak tok mbek pasangan wes mewek, kalau dipukul itu baru' menurut aku sih agak kurang bijak ya," pungkasnya.
(ass/wes)