Irni, asisten rumah tangga (ART) Desiree Tarigan mendatangi Komnas Perempuan. Ia mengadu untuk meminta perlindungan atas penganiayaan yang dilakukan oleh majikannya tersebut.
Laporan Irni diterima oleh Komnas Perempuan secara lisan. Namun Irni harus kembali lagi besok, untuk melanjutkan pertemuan tersebut.
"Ya alhamdulillah tadi setelah menunggu beberapa saat kami diterima di luar gedung karena ada SWAB. Kami diterima sama ibu Della, ini sama seperti kasus korban Brajamusti, kita sudah ada waktu ketemu besok jam 2 siang di sini membawa hasil SWAB, kita hormati ini," ujar kuasa hukum Irni, Vidi Galenso Syarief saat ditemui di Komnas Perempuan, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/4/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hotma Vs Desiree, Siapa Selingkuhi Siapa? |
"Kami mengharapkan fungsi Komnas Perempuan melindungi hak asasi perempun scara psikologis dan utamanya bisa terpenuhi. Tadi juga ketemu staff dari Komnas Perempuan bidang pengawasan, bisa diyakinkan bahwa klien kami mendapatkan perlindungan yang memadai," kata Vidi Galenso Syarief.
Dalam kasus ini, Irni mengaku disekap oleh Desiree Tarigan selama dua hari. Setiap gerak geriknya pun diikuti oleh Desiree Tarigan dan anaknya, Bams.
Irni dituding memata-matai dirinya untuk memberikan informasi kepada pihak Hotma Sitompul. Bahkan hp nya sampai dirampas dan dikloning untuk mencara data yang dibutuhkan.
"Ya itu kami dalam membela klien mendesak untuk bisa bertemu dengan membuat pengaduan dan permohonan perlindungan kepada Komnas Perempuan. Karena dari pertemuan tadi saya lihat itu mengingatkan kembali traumanya yang dialami beberapa waktu ini semenjak bulan Februari itu," papar Vidi Galenso Syarief.
Irni pun sampai dibuat trauma. Ia akhirnya memutuskan untuk berhenti kerja dengan Desiree Tarigan setelah mengabdi selama 3 tahun 3 bulan.
"Masih ada trauma, masih ada takut. Jadi tambahan kita melihat ini orang kecil sudah mengabdi dengan tulus ikhlas, artinya waktunya lebih banyak dengan keluarga yang terpandang. Kelasnya di atas semua rata-rata, tapi dapat perlakuan seperti ini," imbuh Vidi Galenso Syarief.
"Ini sangat bukan lagi mengecawakan tapi menakutkan. Di luar sana banyak permasalahan hasil rumah tangga seyogyanya itu menjadi bagian keluarga itu. Karena dia ngurusin semua orang lain tidak bisa lihat dia lihat," pungkasnya.
(hnh/doc)