Kontroversi mengenai wawancara antara Meghan Markle dan Pangeran Harry bersama Oprah Winfrey terus menjadi pembicaraan publik.
Kabar terbarunya adalah surat kabar Inggris yang bernama Associated Newspapers mengatakan hasil wawancara yang disiarkan melalui CBS adalah konten yang tidak akurat, menyesatkan. Bahkan disebut mampu memecah belah rakyat Inggris.
Dilansir dari E!, Minggu (14/3/2021), tayangan The Oprah with Meghan and Harry: A CBS Primetime Special yang ditayangkan pada 7 Maret menyoroti berbagai hal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya adalah banyak berita utama tabloid Inggris yang diduga negatif dan menulis tentang Duchess of Sussex secara tak benar.
Tabloid Inggris Associated Newspaper yang baru saja kehilangan kasus privasi hukum yang diajukan Meghan Markle kini menuduh ViacomCBS dalam berita utama mereka.
Menggapi hal tersebut, juru bicara Harpo Productions dari pihak Oprah Winfrey mengatakan wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry merupakan bentuk dukungan atas kebebasan berbicara dari Amandemen Pertama.
"Pangeran Harry dan Meghan Markle berbagi tentang kisah pribadi mereka. Kami mendukung hasil siaran secara keseluruhan," ungkap juru bicara Harpo Productions tersebut.
Kemudian, juru bicara tersebut juga mengatakan Associated Newspapers, Mail Online, The Daily Mail, dan The Mail on Sunday juga sudah seharusnya mendukung kebebasan berbicara.
Dalam wawancara dengan Oprah, Meghan Markle juga mengatakan sebelum Archie lahir, keluarga kerajaan Inggris menanyakan tentang warna kulit anaknya tersebut. Pasalnya, Meghan Markle berasal dari keturunan dengan dua ras berbeda.
Kekhawatiran mengenai warna kulit anak mereka menjadi perbincangan saat wawancara tersebut. Bahkan Meghan Markle mengatakan dirinya merasa terisolasi saat berada di dalam kerajaan sampai terpikir ingin bunuh diri.
Tak hanya itu, Meghan Markle juga membahas soal kesehatan mental dalam wawancara itu. Serta hubungan antara Inggris dengan negara-negara koloni mereka.
(tia/tia)