Polemik yang terjadi antara Meghan Markle dengan pihak Kerajaan Inggris menjadi komoditi media-media di seluruh dunia. Beragam media pun membuat berita-berita hangat tentang mereka yang tak jarang menuai kontroversi.
Salah satunya adalah majalah satir asal Prancis yang terkenal kerap membuat ribut yakni Charlie Hebdo. Mereka menampilkan sebuah karikatur di mana Ratu Elizabeth II tengah mencekik leher Meghan Markle dalam sampul terbarunya.
Bahkan dalam sampul itu sang Ratu Inggris digambarkan sebagai karakter jahat dengan mata merah dan senyum menyeringai kala tampil dengan busana serba kuning. Kehebohan itu pun ditambah dengan adegan yang digambarkan menyerupai dengan kejadian yang menimpa George Floyd pada 2020, di mana ia tak sadarkan diri usai dicekik dengan lutut oleh seorang polisi kulit putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa Meghan meninggalkan Buckingham?" tulis judul karikatur tersebut sambil menyertakan jawaban istri Pangeran Harry tersebut tak bisa lagi bernapas.
Majalah itu sendiri dijual pada Rabu (10/3) dan sampulnya pun diunggah di akun Twitter mereka dan berhasil membuat heboh jagad dunia maya. Beragam komentar pun dilontarkan para netizen, ada yang mendukung Meghan, adapula yang menjadikan hal itu sebagai candaan.
"Meghan Lives Matter," tulis seorang netizen yang menyindir gerakan Black Lives Matter usai kematian George Floyd pada Mei 2020.
Sebelumnya, Charlie Hebdo juga kerap menuai kecaman karena karikatur yang dibuatnya. Presiden Turki, Erdogan, pun pernah jadi korban iseng mereka. Ia digambarkan tengah duduk di kursi dengan memakai kaos dan celana dalam putih, sambil memegang kaleng minuman di tangan kanan sementara tangan kirinya mengangkat rok seorang wanita berhijab.
Kartun tersebut pun membuat ia marah besar dan menyebutkan jika itu adalah sebuah hal yang menjijikan.
"Saya tidak perlu mengatakan apapun kepada bajingan yang menghina Nabi tercinta saya seperti itu," ucap Erdogan dalam pidatonya kepada anggota parlemen dari partainya seperti dilansir dari AFP.
"Saya sedih dan frustrasi bukan karena serangan menjijikkan terhadap saya secara pribadi, tapi karena ketidaksopanan terhadap Nabi kita yang kita cintai lebih dari diri kita sendiri," ujarnya.
(ass/nu2)