Syekh Ali Jaber pada 23 Januari 2020 umumkan dirinya resmi menjadi warga negara Indonesia. Ternyata ada cerita di balik Syekh Ali Jaber yang akhirnya menjadi warga negara Indonesia.
Kedatangan Syekh Ali Jaber ke Indonesia pada 2008 dengan satu tujuan. Dikatakan asisten pribadinya, ustaz Iskandar, kepada detikcom menceritakan Syekh Ali Jaber ingin mengajar Alquran.
"Ya beliau kan dakwah di Indonesia ini niatnya mengajar Alquran," ungkapnya saat ditemui di Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
12 tahun sudah Syekh Ali Jaber tinggal di Indonesia. Awal kedatangan Syekh Ali Jaber di Lombok juga menjadi pengajar dan pendakwah.
"2008 itu sudah masuk (Indonesia) bahkan sebelum itu beliau di Lombok pun sama mengajar, dakwah, syiar. Tapi belum terkenal seluruh Indonesia," tuturnya.
Diceritakan ustaz Iskandar awalnya tak terpikir oleh Syekh Ali Jaber dirinya akan menjadi warga negara Indonesia. Akan tetapi, nasib mujur dirinya mendapat penghargaan dari Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
"Secara pribadi nggak ada keinginan dan di luar anugerah dari Allah bisa mendapatkan penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (saat itu) diberikan kewarganegaraan, kayak naturalisasi," kenang ustaz Iskandar.
"Iya, bukan karena keinginan beliau. Itu penghargaan dari pemerintah saat itu," imbuhnya.
Syekh Ali Jaber pun menerimanya dengan sangat senang dan bangga saat itu. Ulama kharismatik juga merasa mengemban amanah yang berat.
"Ya menerima dengan senang hati dengan banggalah mendapatkan kehormatan walaupun berat karena Syekh Ali berjuang atas nama Indonesia," ucapnya.
Indonesia membawa Syekh Ali Jaber merasa semakin dekat dengan leluhurnya. Leluhur Syekh Ali Jaber dikatakan ustaz Iskandar adalah kelahiran Lombok.
Syekh Ali Jaber pun merasa ada kebahagiaan saat dakwah ke pelosok Indonesia. Segala sesuatunya dirasakan Syekh Ali Jaber saat masih hidup mudah.
"Pertama Syekh Ali merasa beliau kembali lagi ke Indonesia karena ada history keturunan darah Indonesia kakek neneknya Indonesia," cerita ustaz Iskandar.
"Ya alhamdulillah selalu diberikan kemudahan ya, diberikan kemudahan. Kalau suka duka banyak hal tapi sejauh ini sampai akhir hayatnya Syekh Ali merasa diberikan kemudahan terus untuk berdakwah," pungkasnya.
(pus/aay)