Meninggalnya Chacha Sherly ramai disebut karena kelalaian medis. Setelah Chacha Sherly dibawa ke RSUD Ungaran, polisi juga sudah memberikan penjelasan.
Chacha Sherly yang menjadi salah satu korban kecelakaan beruntun di KM 428 jalan tol Semarang-Solo dievakuasi ke RSUD Ungaran. Saat dibawa ke RSUD Ungaran kondisi Chacha Sherly sudah lemah.
Hal itu dijelaskan oleh Kasat Lantas Polres Semarang AKP Muhammad Adiel Aristo. Dia pun memberikan kabar berdasarkan penjelasan dokter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan AKP Muhammad Adiel Aristo, berdasarkan keterangan dokter RSUD Ungaran Chacha Sherly mengalami luka berat. Oleh karena itu rumah sakit belum mengizinkan Chacha Sherly saat itu dirujuk karena kondisinya yang lemah.
"Sempat akan dirujuk, tapi pihak rumah sakit belum mengizinkan karena kondisinya sangat lemah. Untuk lebih detailnya, silahkan tanyakan ke pihak rumah sakit," kata AKP Aristo.
Soal kabar kelalaian medis yang akhirnya menyebabkan Chacha Sherly meninggal dunia juga sudah dibantah oleh manajernya, Okky. Justru rumah sakit yang menangani Chacha Sherly dikatakan Okky sudah berusaha sangat maksimal.
"Info yang didapat itu memang tak benar. Di ICU, jadi dikasih ruangan intensif ICU. Karena kan memang lukanya yang diderita almarhum cukup parah," jelas Okky seperti dilansir dari !nsertlive.
Meski peralatan di rumah sakit tersebut tidak cukup lengkap Okky tetap berterima kasih. Dia mengucapkan terima kasih karena tim medis di rumah sakit tersebut sudah berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Chacha Sherly.
"Aku cuma mau meluruskan saja, aku mau berterimakasih saja, kami dari pihak keluarga dan manajemen karena sudah langsung membawa Chacha Sherly ke RSUD Ungaran dan banyak membantu," ungkap Okky.
Kabar yang menyebutkan meninggalnya Chacha Sherly karena kelalaian medis ramai dibicarakan karena postingan salah satu akun TikTok yang akhirnya viral.
"Ini miris. Korban kecelakaan di tol pendarahan di otak sudah 14 jam hanya dirawat intensif di rumah sakit setingkat puskesmas padahal harusnya masuk ICU untuk segera dilakukan tindakan," tulis akun tersebut.
"Tidak dirujuk alasannya tidak ada rumah sakit yang mau nerima karena full. Masak se-Semarang atau Jateng tidak ada rumah sakit lagi?" tulisnya lagi.
Dalam postingannya si pemilik akun mengaku sengaja mengungkapkan dugaan itu ke publik. Ia memang berharap suaranya bisa didengar oleh banyak orang, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
"Teman-teman saya berharap kalian semua membaca postingan pertama dari akun ini. Dimana postingan memang mau saya viralkan agar sampai ke telinga bapak Gubernur Jateng," terangnya.
"Jadi sebenernya penolakan rujukan almarhum itu simpang siur. Ada dokter bilang karena penuh, ada yang bilang lagi karena reaktif Covid-19. Padahal dirapid dua kali, sekali positif," sambung akun tersebut.
(pus/dar)