Dalam kebingungan dirinya mencari Tuhan dan kegalauannya, Denny Sumargo sampai di Gunung Kerinci. Sekitar satu minggu bepergian, Denny Sumargo menemukan sesuatu yang tak biasa dalam perjalanannya.
Mencari Tuhan, Denny Sumargo ke masjid dan salat. Sampai akhirnya dia juga ke gereja sembahyang dan ke kelenteng.
Di gunung Kerinci, Denny Sumargo seperti merasakan mati suri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gue pernah ke Gunung Kerinci ada persoalan. (Di sana) kayak semacam mati suri, gue nggak tahu itu halusinasi atau nggak," aku Denny Sumargo di channel YouTube The Leonardo's.
"Akhirnya gue nyari-nyari, perjalanan tujuh hari dan gue nyasar ke Kerinci. Gue nongkrong di sana, gue belum pernah dalam hidup gue. Itulah arogansi gue saat gue tersakiti, hati gue luka bisa sembuh. Kali ini gue bingung sembuhinnya," ceritanya.
Setiap hari dia melihat gunung saat subuh. Sampai dia mendengar sebuah bisikan untuk mengikuti jalan yang benar. Masih dalam kondisi gamang, Denny Sumargo memutuskan mendaki Gunung Kerinci.
"Gue naik tapi nggak ada perbekalan, gue naik jam 3 subuh, jam 12 siang mulai kecapekan jam 12, lo tujuh hari, stres lagi makan nggak?" tuturnya.
"Makan, tapi kayak nggak niat, lemes. Tapi nggak ngerasa lemes. Gue jalan, begitu jam 12 gue halusinasi kehausan, air gue habis. Gue mulai ngomong sama diri sendiri, 'Kalau memang Tuhan ada, kalau dia bisa membuat segalanya terjadi, di kondisi sekarang dia mengetahui segala sesuatu, saya haus, harusnya dia memberikan saya minum.' Kan katanya Tuhan memelihara semuanya," sambung Denny Sumargo.
Tanpa diduga dia melihat ada genangan air hujan. Denny Sumargo menyaring air itu menggunakan kaos kaki. Saat itu Denny Sumargo mengaku sangat berhalusinasi.
"Gue ngomong lagi, 'Kalau Tuhan memang ada, dia tahu apa yang gue butuhkan.' Gue ngomong sendiri, jawab sendiri, kayak gila. Akhirnya ada makanan bekas sisa pendaki, anggaplah di pos satu. Gue selama mendaki ketemu orang kok," cerita Denny Sumargo.
Meski bertemu dengan pendaki lainnya, Denny Sumargo tak ingin mendaki bersama. Dia memilih untuk jalan sendiri.
"Gue meninggalkan semuanya untuk cari Sang Pencipta. Gue sampai di titik halusinasi, lu kayak mau drop. Gue kayak jatuh kayak mau tidur, kepala nempel di tanah karena kecapekan. Gue ngomong, 'Berbisik pada bumi tapi didengarkanlah.' Hilang tuh gue dan gue sadar lagi jam 5 sore," ungkap Denny Sumargo.
Dari perjalanannya mencari Tuhan, Denny Sumargo merasakan perubahan positif pada dirinya. Tidak ada lagi Denny Sumargo yang pergi malam untuk mencari perempuan atau mencari kesenangan duniawi lainnya.
(pus/dar)