Jakarta -
Kritikan-kritikan Jerinx tentang COVID-19 sangat keras. Justru dianggap sebagai penebar kebencian, Jerinx dipolisikan, ditahan, dan hari ini nasibnya di penjara akan diputuskan majelis hakim Pengadilan Negeri Denpasar.
Ada beberapa ungkapan Jerinx soal COVID-19 yang menjadi sorotan. Berawal sekitar akhir April 2020, Jerinx mengungkapkan soal teori konspirasi Corona.
Teori Konspirasi Corona
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapat Jerinx soal teori konspirasi Corona dapat tanggapan dari banyak pihak, termasuk dr. Tirta. Secara terbuka lewat Live Instagram Jerinx menuangkan pendapatnya.
"Saya ingin orang tahu, ini bukan sekedar virus, karena ada pola, jadi kita bisa mengambil keputusan yang beradaptasi dengan virus itu, keputusan yang diambil bukan karena takut karena orang yang takut 85 persen keputusannya salah. Ini kenapa saya konsisten setiap hari, agar pelan-pelan membalik mindset mereka, yang sebenarnya tak sebegitu menakutkan seperti narasi media. Saya ingin masyarakat mendapat perspektif baru, karena ketika dikasih kacamata kuda, kamu melihatnya ke sana aja.
Awalnya saya sempat percaya virus ini dari China, binatang segala macam. Tapi ketika saya coba cari sumber lain, saya menemukan banyak fakta yang menyimpulkan kebalikannya, virus ini dibuat manusia, COVID sebuah skema, mungkin ada hubungan dengan aedofilia di gedung putih yang sudah banyak membongkarnya. Ada teori ekonomi dan politik, sekarang masuk akal banget, ada siklus ekonomi dinolkan lagi, direstart lagi.
Pemegang kekayaan 99 persen dipegang oleh 1 persen kelompok. Mereka sejak dulu menciptakan agar mereka selalu ada di puncak piramida, mereka perlu kontrol. Bayangkan 1 persen ini lengah, 99 persen ini akan naik, mereka tak inginkan itu.
Menurut saya, COVID ini manmade, semua tentang kontrol. Tolong teman-teman jangan rasis, elit global ini menciptakan ilusi agar ini terlihat seperti pertempuran antar ras. Buang dulu stigma itu, 1 persen ini tak punya nationality, level pemikiran mereka berbeda, mereka tak mengenal batas negara, batas agama," tutur Jerinx.
"Bill Gates itu bukan seorang computerner dari nol, ayahnya dekat dengan Rockefeller, Roshchild, dia sudah didesain untuk seperti sekarang. Dia co founder, dia beli saham, dia bukan malaikat, dia bukan dokter. Kenapa kemarin pada nurut sama Bill Gates.
Apa jaminan orang-orang itu bener, yang membuat nama mereka selalu bersih adalah mainstream media karena ditutup berita bagus tentang mereka.
Awal April, beberapa dokter di Eropa, Amerika, India, mereka mmendapatkan hydroxychloroquine dicampur zyng, yang memegang obat paten itu bukan dari orang 1 persen. Ini menurut saya, hydroxychloroquine ini di luar kontrol mereka, itu dipopulerkan oleh Donald Trump, Pak Jokowi juga, memberi solusi ke masyarakat. Apa yang terjadi? Seminggu setelah itu, media berpengaruh, diserang," sambung Jerinx mengutarakan pendapatnya tentang konspirasi Corona di depan dr. Tirta.
Ingin Bertemu Pasien COVID-19 Tanpa APD
Berkali-kali Jerinx menggemborkan dirinya bersedia bertemu pasien COVID-19 tanpa APD. Lewat akun Instagramnya dia meminta izin untuk bisa bertemu pasien COVID-19 tanpa APD kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
"Intinya, saya siap bertemu pasien CV19 tanpa APD dgn cara yg tidak melanggar hukum. Saya bisa saja mencoba diam-diam menerobos masuk RS, tapi ujung-ujungnya pasti akan dikriminalisasi. Kalau sudah dibui saya gak bisa berjuang lagi," tulisnya di Instagram.
"Maka dari itu jika ada cara yg tidak melanggar hukum, kenapa Dokter, RS, dll tidak bisa memfasilitasi? Tujuan saya bukan utk merendahkan profesi Dokter, tapi utk menebarkan harapan dan keberanian agar masyarakat tidak mudah sakit. Apa salahnya mencoba membuat masyarakat berpikir sehat dan merdeka?" jelasnya.
Ikut dan Dukung Aksi Bali Tolak Rapid dan Swab Test
Jerinx dan Nora Alexandra, ikut turun ke jalan mendukung aksi Bali tolak rapid dan swab test. Saat mengikuti aksi tersebut, Jerinx tidak memakai masker dan banyak yang menganggap Jerinx sebagai provokator.
Dianggap sebagai provokator, Jerinx menantang jika ada yang melaporkannya ke polisi.
Aksi Jerinx saat turun kejalan ikut aksi tolak tes Corona di Bali (Dok. Manusa) Foto: Aksi tolak tes Corona di Bali (Dok. Manusa) |
"Beberapa media memberi narasi seolah saya "memprovokasi" warga utk melawan hukum di aksi @menjadimanusa Bali Tolak Rapid/Swab pagi tadi di Renon, namun sejatinya TAK ADA SATUPUN HUKUM yang saya langgar. Jika ada yg merasa dirugikan silakan tempuh jalur hukum. Saya gak punya beking orang kuat selain istri saya. Jika anda benar, saya pasti sudah/akan dipenjara kok. Bagi kawan-kawan yang hadir, terima kasih. Jumpa lagi di aksi berikutnya!" tegas Jerinx.
Jerinx juga kesal ada bayi-bayi yang tak bisa diselamatkan karena harus menunggu hasil rapid atau swab test sang ibu sebelum melahirkan.
Dipolisikan Sebut 'IDI Kacung WHO'
Pada bulan Agustus 2020, IDI Bali melaporkan Jerinx ke Polda Bali. Merujuk pada postingan Jerinx 13 Juni 2020, mereka menilai Jerinx sudah menyebarkan ujaran kebencian dengan menulis 'IDI kacung WHO'.
"Gara-gara bangga jadi kacung WHO, IDI dan RS seenaknya mewajibkan semua orang yang akan melahirkan dites CV19. Sudah banyak bukti jika hasil tes sering ngawur kenapa dipaksakan? Kalau hasil tes-nya bikin stress dan menyebabkan kematian pada bayi/ibunya, siapa yang tanggung jawab?" tulisan pada gambar yang diposting Jerinx.
Jerinx Dipolisikan IDI karena 'Kacung WHO' ini postingannya Foto: Screenshot IG @jrxsid |
Jerinx juga menuliskan caption yang berani dan keras. "BUBARKAN IDI! Saya gak akan berhenti menyerang kalian @ikatandokterindonesia sampai ada penjelasan perihal ini!."
Tersangka, Ditahan, dan Dituntut 3 Tahun Penjara
Setelah memenuhi panggilan, polisi akhirnya menetapkan Jerinx sebagai tersangka. Musisi bernama lengkap I Gede Ari Astina itu akhirnya ditahan pada 12 Agustus 2020.
Tak menunggu lama, persidangan Jerinx pun digelar di PN Denpasar. Hari ini, Jerinx akan mendengarkan putusan majelis hakim untuk vonis terhadap dirinya.
Jaksa penuntut umum sebelumnya menuntut Jerinx dihukum tiga tahun penjara dan denda sebesar Rp 10 juta subsider 3 bulan kurungan dikurangi masa tahanan.
Simak Video "Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru"
[Gambas:Video 20detik]