Rey Utami menjadi salah satu terpidana dari kasus pencemaran nama baik Fairuz A Rafiq. Rey Utami divonis menjalani masa tahanan satu tahun empat bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Istri dari Pablo Benua itu menjalani masa tahanannya tanpa adanya proses asimilasi. Rey Utami pun dinyatakan bebas dari masa tahanan pada Minggu, 8 November 2020.
Dijelaskan Rey Utami dirinya sempat akan mengakhiri hidupnya di penjara. Hal itu terjadi pada awal-awal ia mendekam di rumah tahanan Polda Metro Jaya satu tahun yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya karena nggak pernah ngebayangin di penjara. Mimpi aja nggak pernah gitu kan seumur hidup," ujar Rey kepada detikcom.
Masa kelam itu ditambahi dengan keadaan Rey Utami yang merasa tak bisa kemana-mana. Ruang lingkupnya seakan dibatasi dan ia tak dapat bebas seperti dulu lagi.
Kebahagiaannya sebagai seorang ibu dan sosok yang masih berusia muda seakan direnggut dengan statusnya saat itu sebagai tersangka.
Rey mengaku kehilangan pekerjaan, uang, keluarga, hingga harus berpisah dengan suaminya yang turut ditahan karena kasus yang sama. Hal-hal tersebut yang menjadi dasar keinginan Rey Utami hendak mengakhiri hidupnya.
"Nah di usia yang masih muda langsung masuk penjara, lagi menyusui ya lagi bahagia-bahagianya umur aku," tuturnya.
Divonis dengan hukuman penjara diakui Rey Utami mengubah hidupnya secara drastis. Ia tak dapat menahan dirinya menjadi tertekan harus menerima kenyataan yang tak pernah ia sangka.
"Tiba-tiba harus kehilangan pekerjaan, kehilangan anak-anak, terpisah dari suami. Kehilangan pendapatan karena biasanya kita cari uang. Tidak bisa gerak bebas. Keterbatasan gitu. Benar-benar jadi orang yang harus mengikuti aturan dan memang drop lah, down banget dan butuh beberapa bulan untuk bisa menerima semuanya," jelasnya.
Hal itu diungkapkan Rey Utami terjadi pada awal-awal ia mendekam di rumah tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Meski begitu kekuatan dari teman-temannya di dalam rutan membuatnya mengurungkan niat dan justru mendekatkan diri pada yang maha kuasa.
"Sebelum berhijab aku mau bunuh diri. Tapinya temen-temen aku yang bisa mengingatkan dan aku urungkan karena pasti anak-anak nunggu aku," ungkapnya.
"(Kejadian) Awal-awal banget ya, pas baru masuk. Kan kaget karena nggak biasa sama sekali. Dari orang yang bebas jadi orang yang tidak bebas. Tapi aku percaya ada Allah yang akan menggantikan suka duka aku," sambungnya.
Rey Utami merasa dirinya saat itu seperti bukan apa-apa. Ia kemudian berusaha menafsirkan beberapa ayat suci Al Quran yang menegaskan permasalahannya saat itu bukan yang paling besar.
"(Yang menguatkan) Dari keluarga, dari teman-teman tahanan, kemudian dari Allah. Aku rajin tafsirin Alquran. Aku baca ternyata cobaan aku ini nggak lebih dari seujung kuku dari cobaan nabi. Ya aku harus sabar kuat, dan alhamdulillah aku menjalani semuanya dengan baik," tutup Rey Utami.
(pig/doc)