Stephen Chow belakangan sedang menjadi perhatian publik. Sang aktor disebut mengalami bangkrut.
Bukan cuma itu, Stephen Chow juga terlilit utang. Ia bahkan dikabarkan harus menggadaikan rumahnya untuk menutupi utang tersebut.
Melansir Today Online, Stephen Chow menggadaikan rumahnya di puncak bukit senilai 1,1 miliar dolar Hong Kong (198 juta dolar Singapura) atau setara Rp 2,8 triliun di The Peak. Proses tersebut ia lakukan pada bulan Maret 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak yang tidak percaya dengan kabar itu. Namun diinformasikan selanjutkan Stephen Chow bisa mengalami kesulitan ekonomi karena banyak utang pada investor film.
Akhirnya Stephen Chow pun menjelaskan. Pengacara Stephen merilis surat di Weibo yang menyangkal laporan tersebut. Ia mengatakan bahwa berita soal bangkrutnya aktor Hong Kong salah dan sengaja dibesar-besarkan.
"Outlet media telah dengan jahat menyesatkan publik dengan menerbitkan laporan palsu tentang Stephen Chow dan situasi keuangan perusahaannya," kata kuasa hukum Stephen Chow.
![]() |
Masalah keuangan bintang Kungfu Hustle itu dimulai saat hubungannya dengan Yu Manfung berakhir pada 2010 lalu. Wanita yang menemaninya selama 13 tahun itu pun menuntut Stephen Chow sebesar 14 juta dollar atau senilai Rp 206 miliar atas komisi penjualan rumah mewah yang mereka tempati di Hong Kong.
Manfung merasa jika dirinya harusnya mendapatkan bayaran atau komisi sebesar 10 persen seperti yang dijanjikan oleh mantan kekasihnya itu. Namun ia hanya diberikan sejumlah Rp 25 miliar saja.
Laporan bangkrutnya sang aktor bukan tanpa sebab, menurut Next Magazine, pada tahun 2016, Shanghai New Culture Media telah menandatangani "Perjanjian Taruhan" dengan perusahaan Stephen, Premium Data Associates Limited (PDAL), dan akan menginvestasikan 1,33 miliar yuan (270 juta dolar Singapura) di PDAL. Berdasarkan perjanjian tersebut, PDAL harus mencapai total laba bersih 1,04 miliar yuan (180 juta dolar Singapura) selama empat tahun, atau harus memberikan kompensasi atau membeli kembali saham mereka.
Sayangnya, pada periode tersebut, Stephen Chow hanya merilis dua film, yaitu Journey to the West: The Demons Strike Back pada 2017 dan The New King of Comedy pada 2019.
Kedua film itu tidak mampu memenuhi harapannya soal pendapatan. Situasi kemudian semakin parah karena pandemi COVID-19.
Perusahaan filmnya pun terpaksa berhenti karena pandemi dan menggunakan laba tahun sebelumnya untuk biaya operasi mereka hingga saat ini.
Karena dianggap tak bisa mencapai target yang dijanjikan, Stephen Chow pun dituntut oleh sang investor untuk mengembalikan uangnya dalam jangka waktu yang singkat.
Tonton video 'Soal Isu Bangkrut, Stephen Chow: Media Jahat':