Kesetaraan gender nampaknya masih menjadi isu yang tak ada habisnya, terutama di Indonesia. Isu ini juga masih sering menjadi hal yang kerap diperdebatkan dalam praktik kehidupan sehari-sehari masyarakat Indonesia.
Seperti yang terjadi di segmen kecap ABC Cooking Demo di Program Brownis Trans TV. Seorang Chef berbakat, Rinrin Marinka atau yang dikenal dengan Chef Marinka berdebat dengan seorang kru terkait kesetaraan gender. Kru laki-laki tersebut memberikan pemahaman konvensionalnya tentang peran domestik, stereotip bagaimana memasak itu terbatas untuk perempuan saja. Sontak hal tersebut langsung ditanggapi oleh Chef Marinka dengan nada yang meninggi.
"Kalau perempuan bisa memasak dan kerja, laki-laki juga harus bisa juga semuanya," ucap Chef Marinka, Selasa (25/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdebatan tersebut makin panas dengan perkataan dari kru tersebut yang menuturkan untuk menjadi istri yang baik, perempuan itu harus mengerti kalau masakan yang enak adalah salah satu cara terbaik untuk membuat suami happy. Chef Marinka pun memberikan pendapatnya soal perkataan dari kru laki-laki tersebut dengan mengatakan kalau banyak perempuan yang sudah mulai bekerja, apalagi di Indonesia.
"Oh gitu, jadi kalau gue denger bener nih, hanya perempuan yang boleh masak? Kamu harusnya tau 60 persen wanita di Indonesia sudah kerja lho!," tegas Chef Marinka.
Dirinya menambahkan sekarang ini suami dan juga istri sama-sama kerja untuk kebaikan keluarga. Bahkan sekarang juga banyak perempuan yang kerjanya dari pagi hingga malam.
"Kayak karyawan kantor atau pengusaha, tapi dia masih bisa masak untuk keluarga dan bantu income keluarga," ungkap Chef Marinka.
Chef Marinka juga mengatakan kalau masakan yang dibuat oleh seorang istri akan lebih enak kalau suami juga ikut masak bersama dirinya. Menurutnya makanan akan lebih nikmat kalau dimasak secara bersama-sama.
"Jadi menambahkan perkataanmu kalau masakan yang enak adalah kunci untuk pernikahan yang bahagia. Menurutku makanannya bisa lebih enak kalo suami juga ikutan istri bantu di dapur," pungkasnya.
Dalam kehidupan nyata implementasi kesetaraan gender, khususnya antara suami dan istri, masih dalam tahap yang sangat awal. Peristiwa tersebut mengingatkan semangat kesetaraan gender harus dimulai dalam keluarga di rumah, dan harus diajarkan kepada generasi muda sedini mungkin.
(ega/ega)