Nama Oprah Winfrey kembali dibicarakan kali ini. Netizen berbondong-bondong mengkritik Oprah di Twitter dan menyebutnya sebagai penipu dan orang munafik.
Dalam program televisi yang dibawakan sang bintang The Oprah Conversation, terjadi percakapan bersama narasumber mantan bintang NFL Emmanuel Acho. Pria berusia 29 tahun itu juga menjadi di program acara serial web bertajuk Percakapan Tidak Nyaman dengan Pria Kulit Hitam.
Keduanya berbicara mengenai perlakuan yang selama ini terjadi antara kulit hitam dan hak istimewa yang kerap terjadi di kulit putih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak semua orang kulit putih punya kekuatan. Ada banyak orang kulit putih kelas pekerja yang miskin tapi saya pikir ketika kita mengelompokkan semua orang kulit putih bersama-sama dan tidak mengenali fakta bahwa ada banyak orang kulit putih yang berjuang," tutur Acho ketika berbincang bersama Oprah, dilansir dari berbagai sumber.
Oprah Winfrey pun menjawab, "Ada banyak orang kulit putih yang tidak sekuat sistem orang kulit putih. Sistem kasta yang juga diberlakukan."
"Tapi mereka tetap tidak peduli di mana pun mereka berada di anak tangga atau tangga kesuksesan, mereka masih putih," sambung Oprah Winfrey.
Penyiar kenamaan AS itu juga mengatakan orang kulit putih juga terbiasa 'angkat kaki'.
"Kamu masih putih, itulah istilah 'hak istimewa kulit putih'. Artinya keputihan tetap memberikan keuntungan," tutur Oprah Winfrey.
Kata 'hak istimewa kulit putih', dalam perkataan Oprah dimaksudkan adalah seorang kulit hitam yang kaya raya tetap dapat perlakukan istimewa sama seperti orang kulit putih.
Gara-gara ucapan itu, netizen berteriak dan mengkritik Oprah. Sebagian besar mengatakan Oprah sama saja sudah bersikap rasial.
"Oprah sebagai perempuan kulit hitam terkaya di dunia, mencoba memperlakukan orang kulit putih sebagai orang yang punya hak istimewa? Nona Winfrey, Anda adalah personifikasi dari WHITE PREVILEGE!" ucap kandidat Kongres Partai Republik, Irene Armendariz-Jackson.
Saat ini, kekayaan Oprah Winfrey dari perusahaan media yang didirikannya mencapai US 2,6 miliar atau sekitar Rp 37,9 triliun.
(tia/doc)