Klaim Temukan Antibodi COVID-19 ke Anji, Hadi Pranoto: Bukan untuk Bisnis

Klaim Temukan Antibodi COVID-19 ke Anji, Hadi Pranoto: Bukan untuk Bisnis

Hanif Hawari - detikHot
Minggu, 02 Agu 2020 17:47 WIB
disebut plagiat anji marah besar
Foto: Ismail/detikHOT
Jakarta -

Seorang pria yang mengaku sebagai Profesor Hadi Pranoto mengklaim telah menemukan antibodi COVID-19. Ia membantah pernyataan tersebut dibuatnya untuk bisnis belaka.

"Oh bukan sama sekali. Jadi saya tidak punya ambisi untuk mendapatkan uang triliunan atau berapapun nilainya. Tapi ini dalam emergency kemanusiaan yang merupakan panggilan kami sebagai tim ahli untuk riset antibodi COVID-19," ungkap Hadi Pranoto, saat diwawacarai oleh musisi Anji di Channel YouTube nya, dikutip detikcom, Minggu (2/8/2020).

"Ini bisa memberikan satu kepastian kehidupan kepada masyarakat kita terutama saudara-saudara kita yang ada di Indonesia," kata Hadi Pranoto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataannya itu bukan tanpa alasan. Hadi Pranoto mengatakan sudah 250 ribu botol yang dibagikannya kepada masyarakat dengan cuma-cuma.

Ia menyalurkan antibodi COVID-19 itu ke beberapa wilayah di Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali dan juga Kalimantan. Bahkan sudah sampai Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta.

ADVERTISEMENT

"(Karena) yang herbal kita antibodi COVID-19 ini sudah berhasil, sudah terbukti banyak yang positif kita obati semua kemudian banyak yang menjelang terinfeksi kita obati sembuh semuanya. Dan bahkan mereka menyampaikan kepada saya bahwa 'obatnya luar biasa, saya menjadi muda kembali'. Jadi ada sesuatu yang lebih dari antibodi COVID-19 ini," sambung Hadi Pranoto.

Ramuan yang diklaim sebagai Antibodi COVID-19 itu terbuat dari bahan-bahan herbal yang semua bahan bakunya ada di Indonesia. Hadi Pranoto menyebut sudah ada ribuan yang sembuh dari obat herbalnya tersebut.

"Kita sudah menyampaikan kepada pemerintah secara keseluruhan, kepada lembaga terkait sudah kita sampaikan. Tapi memang di sini semua pengin mendapatkan suatu kepastian. Karena COVID ini berkembang biak terus menerus ya," ungkap Hadi Pranoto.

"Jadi mereka juga perlu melakukan analisa untuk menilai kemampuan herbal ini. Jadi kita sudah menyampaikan tanggung jawab kita kepada masyarakat yang mempunyai hak jawab hukum di negara kita yang berbadan hukum ini, tapi dalam prosesnya memang presiden hati-hati sekali. Karena ini bukan bencana nasional, tapi bencana dunia. Kalau presiden kita salah mengambil langkah nanti kasihan presiden kita nanti dampaknya ke masyarakat," katanya.

Menurut Hadi Pranoto, pengeluaran pemerintah untuk menanggulangi Covid-19 dapat dipergunakan dengan lebih efektif. Katanya, daripada dibelanjakan sembako, lebih baik untuk membeli bahan baku ramuan herbal temuannya.

"Sebenarnya tidak terlalu banyak ya (biaya untuk produksi massal), karena bahan bakunya itu ada di Indonesia semuanya. Kemudian tenaga untuk penyaluran kita bisa gotong royong, karena masyarakat kita terkenal dengan kebersamaannya. Itu bisa kita tekan semaksimal mungkin," sambungnya.

"Daripada contoh, kita memberikan sembako kepada masyarakat dengan nilai Rp 300 ribu perpaket seminggu sekali sebulan sekali, sangat mahal sekali, dan masyarakat pun masih was-was, tidak berani bekerja," kata Hadi Pranoto.




(hnh/dar)

Hide Ads