"Karena dari kampung kali tinggal di gang kecil gitu jadi setiap ada masalah warga (mengadu). Mungkin mereka ke dewan juga bingun, apa gimana jadi yang deket ajah," kata Narji di Brownis Trans TV, Selasa (19/5/2020).
Contoh aspirasi warganya adalah soal penyakit Chikungunya yang melanda warga sekitar rumahnya. Ketimbang mengadu ke dinas terkait, para warga banyak meminta bantuan pada Narji.
"Kaya kasus Chikunguya, mereka bingun mau ke mana lari ke rumah akhirnya saya beli fogging buat warga. Kaya kemarin telepon ke dinas kesehatan 'pak kemarin warga banyak ngadu soal cikungunya," kata Narji.
Kemudian Narji juga mengatasi urusan pendidikan warganya, yang tersangkut masalah zonasi sekolah. Hingga menerima komplain lampu penerangan jalan yang mati.
"Terus kaya masalah anak Zonasi sekolah sytem zonasi sekolah. Itu kan anak itu bisa nggak masuk karena rumahnya lebih dari 40 meter dari sekolah, jaraknya kan harus dua atau tiga kilo gitu. Jadi nggak pake prestasi pake zonasi nggak logisnya tuh yang dari arah Depok bisa masuk tangsel tapi yang dari arah tangsel nggak bisa masuk sekolah di situ karena sistemnya zonasi," bebernya.
"Waktu Lampu PJU (mati) ajah berapa orang dateng kerumah," lanjutnya.
Meski demikian Narji belum ada niat untuk turun menjadi wakil rakyat.
"Nggak ada niat ke situ niatnya soalnya (jadi kepercayaan warga) Orang situ asli," pungkasnya.
(fbr/doc)