Abidzar yang melihat dari jauh masih tak percaya melihat sang ayah terbaring dengan diselimuti kain putih. Ummi Pipik juga menyuruh Abidzar untuk mengecek tubuh sang ayah.
Ketika melihat jasad Uje dibawa ke kamar jenazah barulah Abidzar sadar sang ayah telah tiada. Di luar kamar jenazah, Abidzar mengaku terus menangis sambil menyalahkan diri sendiri.
"Abi nangis kenceng, ngerasa nyalahin diri sendiri, 'Nih seandainya gue nggak beli sepatu gue masih bisa ikut almarhum. Setidaknya gue bisa larang naik motor. Paling nggak gue ikut. Kalau gue ikut pasti Bokap kan mikir di rumah aja ah'. Ummi Tatu datang, smeua nenangin Abi, Abidzar masih 'Ini salah gue, salah gue!' Itu jam 2, mau subuh," ungkap Abidzar mengingatkan kejadian kala itu.
Abidzar juga melihat sang kakak, Adiba yang baru dijemput dari pesantren menangis histeris ketika sampai di rumah.
"Kakak datang nangis kejer, Kakak kan nggak tahu apa-apa. Dari gerbang rumah udah nangis, 'Kakak mau ikut Abi, Kakak mau ikut Abi sekarang!' Ngerasa juga Kakak akhir-akhir itu jarang ketemu Abi (Uje) karena di pesantren," kata Abidzar.
(pus/aay)