MUI mengumumkan fatwa soal salat di rumah usai maraknya wabah virus Corona. Berbagai ulama pun mendukung fatwa MUI itu.
Salah satunya adalah suami Kartika Putri yakni Habib Usman bin Yahya. Ia menyebut ada anjuran untuk menjalankan ibadah di rumah sebagaimana yang tertulis dalam sebuah hadis.
"Mengikuti hadisnya Nabi Besar Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam. Sebagaimana ulama telah bersepakat, bahwa jika ada rasa takut atas jiwa, harta, atau keluarga, maka dibolehkan tidak melaksanakan salat jumat dan salat jamaah di masjid," ucapnya lewat pesan singkat.
"Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: "Barang siapa yang mendengar azan dan tidak punya alasan sehingga tidak menjawabnya (mendatanginya)". Para Sahabat bertanya: "Apakah alasan (udzhur) itu?". Beliau menjawab: "Takut atau sakit, maka tidak diterima salat yang dia kerjakan," seperti itulah bunyi hadis yang dimaksudkan oleh Habib Usman.
Senada dengan Habib Usman bin Yahya, ustaz Yusuf Mansur juga mendukung fatwa yang dikeluarkan oleh MUI. Ia meminta umat Islam untuk tak khawatir dengan pahala yang didapat jika salat di masjid.
"Iya untuk situasi sekarang, tidak salat di masjid itu jadi lebih utama daripada di masjid. Karena urusannya sama nyawa, kesehatan, keselamatan, bahaya gitu lho," kata Yusuf Mansyur kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).
Saat ini, penyebaran virus Corona belum terkendali dan jumlah kasus masih bertambah. Untuk mengantisipasi hal itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi kegiatan di luar rumah termasuk soal ibadah. Yusuf Mansur meminta umat Islam tak khawatir karena tidak salat di masjid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi jangan khawatir juga tidak salat di masjid, itu sama-sama utamanya," tegas Yusuf Mansur.
"Jadi nggak usah khawatir. Nggak apa-apa nggak ke masjid. Karena ada pahala lain yang nggak diperoleh di situasi-situasi biasa," tambahnya.
Pun begitu juga dengan Derry Sulaiman. Meski ia juga memberikan kritik soal efek yang akan terjadi karena fatwa tersebut.
Ia pun beranggapan jika saat ini orang-orang Islam sudah malas pergi ke masjid, terlebih munculnya fatwa tersebut.
"Orang Islam nggak usah difatwain, semua sudah salat di rumah. Disuruh jaga masjid aja dulu, nggak mau. Kita harus banyak-banyak istighfar," ucap Derry Sulaiman kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).
Tak hanya itu ia pun menyoalkan beberapa tempat-tempat lainnya yang tak ditutup seperti mal.
"Kita tinggalkan masjid, masjid nggak salah apa-apa. Kenapa mal-mal nggak ditutup? Kenapa harus masjid?" ujarnya.
Selain itu menurutnya hingga saat ini belum ada berita orang yang meninggal usai salat di masjid usai terkena Corona.
"Kecuali sudah ada satu, dua, tiga orang mati pas salat jamaah. Kita takut sesuatu yang belum tentu datang. Sama kematian malah mereka nggak ada (takutnya)," ucap Derry.
Sementara Felix Siauw memaparkan hukum soal salat berjamaah bisa berubah karena keadaan.
"Tentang Shalat Berjamaah. Shalat berjamaah itu istimewa, tapi bila Anda penderita TBC, hukumnya menjadi berbeda bagi anda, shalat berjamaah bisa jadi makruh, bahkan haram, karena berpotensi menular. Apa yang bisa mengubah hukum shalat berjama'ah yang tadinya sunnah menjadi haram? Fakta. Dari mana fakta ini? Dari para ahli, sebab mereka yang lebih tahu," tulis Felix Siauw, Rabu (18/3/2020).
Felix membahas respons sejumlah orang yang merasa keberatan dengan hal itu karena tidak terinfeksi virus Corona. Ada pula yang beralasan 'terinfeksi Corona itu takdir'. Masalahnya, virus Corona sudah menjadi pandemi dan butuh tindakan-tindakan pencegahan.
"Ada yang bilang, 'Tapi kita kan nggak kena covid-19?!', masalahnya ini pandemi, dan kalau sudah sampai titik itu, kita harus ambil tindakan pencegahan paling ekstrim. Yaitu, menganggap kita semua sudah terinfeksi covid-19, dengan tindakan itu, kita bisa mencegah dan memutus infeksi, membantu para tenaga profesional kesehatan. Minimal, dengan mengurangi berkumpul, kita ikut mengurangi potensi penyebaran covid-19, mengurangi juga angka kematian karena yang sakit bisa dirawat," tuturnya.
(ass/nu2)