Sesungguhnya, jika diizinkan, Anggun lebih ingin punya dua paspor, dari Indonesia dan Prancis. Hal tersebut ia ungkapkan di media sosialnya.
"Karena diaspora Indonesia yang tinggal di negara2 lain banyak sekali dan utk anak2 blasteran mereka diharuskan memilih antara 2 kewarganegaraan buat saya sayang sekali? Kenapa harus milih? Kenapa nggak boleh dua2nya? Sudah banyak kok contohnya. Kita kan sekarang hidup di dunia yang setiap orang beradaptasi dgn kultur berbeda. Mungkin sudah saatnya Indonesia memikirkan utk bisa memberi dwi kewarganegaraan seperti negara2 lain," tulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian membalas pertanyaan tersebut dengan tulisan yang cukup panjang. Anggun menjelaskan mengapa dirinya terpaksa memilih menjadi warga negara Prancis.
"Ah saya nggak butuh pengakuan ini itu. Yang memasalahkan kewarganegaraan hanya mereka yang bermentalitas tertentu, yang kebanyakan belum pernah pergi kemana2, belum merasakan menjadi minoritas, yang nggak tau kalau warna paspor yang "salah" sering diberi masalah di banyak negara (misalnya dulu dgn paspor Indonesia saya nggak dibolehi dpt visa ke Portugal)," jawabnya dalam kolom komentar Instagram miliknya.
"Ada rangking negara2 yang berpaspor "kuat" (Indonesia No 75, Prancis No 4). Dan banyak orang yang sukanya memberi prioritas dari "bungkusan" (paspor, pake batik, dll) tapi nggak paham makna," terangnya lagi.
(dar/dal)