Beruntung, di tengah berbagai rutinitasnya itu, Happy Salma selalu mendapat dukungan dari sang suami. Hal itu yang membuatnya berani terus berkarier.
"Karena sudah kepalang dan harus menyelesaikan. Suami mendukung, kadang dia menemani. Tapi memang saya nggak kebayang juga sih ibu-ibu yang bekerja lebih berat dari saya gimana. Mungkin yang single parent, yang nggak ada support systemnya, kalau saya kan masih ada suami, keluarga dan mbak yang membantu saya tetap beraktivitas," ungkapnya saat ditemui dalam latihan teater Bunga Penutup Abad, Kawansan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/11/2018).
Kendati begitu, Happy Salma tak melulu menerima berbagai tawaran yang datang. Menurutnya, waktu sebagai seorang ibu dan istri membuatnya tak bisa asal memilih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata itu juga jadi salah satu cara agar dirinya tetap diberi izin oleh sang suami. Sebab, ia sadar kini makin sulit membagi waktu.
"Saya sebelum dilarang saya membatasi diri saya dulu, udah membatasi diri dulu. Kapan waktu kerja kapan waktu untuk keluarga kan selama hamil kemarin saya cuti melahirkan sampai mau 42 hari. Tapi saya berpikir banyak ibu-ibu yang kerja di kantor ya tetap, udah harus bekerja lagi. Jadi saya menganggap bahwa kodrat sebagai perempuan itu tidak dibuat sulit dijalanin saja. Bukan saya saja perempuan yang bekerja udah jutaan perempuan melakukan itu dan itu adalah proses alami," tukasnya.
(fbr/nu2)