Kembang Mayang Kembar dan Kenangan Eko Patrio Dihukum Sang Bunda

Kembang Mayang Kembar dan Kenangan Eko Patrio Dihukum Sang Bunda

Febriyantino Nur Pratama - detikHot
Rabu, 31 Okt 2018 15:55 WIB
Foto: Noel/detikHOT
Jakarta - Eko Patrio mengenang sosok mendiang ibunya adalah perempuan sekeras batu dalam mendidik anak, tapi baik kepada orang-orang. Ada juga kenangan lain yang terus diingat Eko.

"(Banyak yang antar jenazah) Mungkin berkah ibu ya karena ibu ini orangnya puasa Senin Kamis rajin, puasa mutih rajin, sedekah rajin. Ketemu orang dikasih duit, kopi, rokok. Walaupun galak, tapi ibu orangnya nggak perhitungan," ujar Eko Patrio usai pemakaman di TPU Penggilingan, Jalan Layur, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (31/10/2018).

Eko menceritakan, sang bunda bukan galak ke orang lain, tapi keras dalam mendidik anak-anaknya. Itu justru menjadi berkah untuk Eko dan saudaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




"Alhamdulillah saya dan adik adik saya berkat didikan beliau dan bapak, kami berkah punya pendidikan bagus dan pekerjaan yang mumpuni dan cucu-cucunya the best. Semua berkat doa dari ibu. Kalau sekarang banyak yang datang ya mungkin karena kebaikan ibu ya," ucapnya.

Menurut Eko sebagai anak, sebesar apapun pemberian pada ibu tak ada bandingnya ketimbang kasih sayang sang ibu. Apalagi diakuinya sang bunda adalah sosok yang berjuang demi anak-anaknya.

"Apa yang kami berikan ke ibu tidak ada artinya dibanding yang diberikan ibu ke kami. Jadi saya dekat sama ibu...," ceritanya sambil menahan tangis.



"Jam 2 jam 3 pagi pasti ditemenin ibu. Waktu kuliah saya minta kuliah di sini gitu, sampai jual mobil. Jadi memang ibu perjuangin banget. Yaudahlah pokoknya ibu saya the best, bapak saya juga," puji Eko.

Pernah suatu saat sang bunda menghukum Eko dengan memasukannya ke kolong tempat tidur. Kala itu, Eko masih duduk di bangku SMP.

"Banyak banget. Saya pernah dimasukin ke kolong ranjang sama ibu dari pagi sampai malam. Gara-gara badungnya saya. Berantem, nakal. Itu SMP kelas satu. Saya badung banget. Udah dimasukin ke kolong ranjang nggak dikasih makan, akhirnya saya sadar. Coba ibu saya nggak galak seperti itu mungkin saya sampai sekarang badung. Berkat didikan beliaulah saya dapat pendidikan dan agama yang baik," imbuhnya.



Sementara itu dalam prosesi duka tersebut juga terdapat kembang mayang. Eko pun memberikan penjelasan mengapa dia dan keluarganya membawakan kembang mayang.

"Kenapa ada kembang mayang, ini permintaan ibu, kembang mayang kembar. Ibu waktu itu minta, kan waktu kawin nggak dirayain, terus dia 'nanti kalau aku meninggalkan dirimu semua, tolong bawain kembang mayang kembar' gitu. Jadi, itu permintaan ibu," jelas Eko. (fbr/pus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads