Meski panik, beruntung Asri Welas masih bisa berpikir tenang. Dia langsung menelepon kepala sekolah anaknya.
"Nino sama teman-teman radio nenangin. Gue juga telepon sekolah dulu. Nyokap gue bilang buat telepon dokter sama apotek yang dikasih penipu itu dan harus kirim uang sekarang. Karena katanya nggak bakal ketolong. Aku kan bingung. Sekolahnya kan internasional, hubungan saya dengan kepala sekolah dekat. Saya langsung telepon kepala sekolahnya, keluar studio dulu, 'ini beneran Ibam jatuh dari atas?', 'Siapa yang bilang bu?'" cerita Asri Welas di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tenang, dia langsung masuk studio lagi. Kebetulan hari itu dia dan Nino sedang siaran bareng.
Tak pikir panjang, Asri dan teman-teman di radio langsung mengerjai balik si penipu. Asri Welas dan Nino langsung menyiarkan telepon dari si penipu di radio.
"Begitu saya sampai di studio penipunya telepon. 'Ibam berdarah-darah sekarang lagi ada di tangan saya. Ini kalau nggak ditangani nggak ketolong' biayanya katanya 9 juta. Itu on air. Dia ngasih nomor klinik gadungannya. Dan itu providernya langsung telepon ke radio, bilang kalau itu penipu," ungkapnya.
"Kemudian suruh telepon ke apotek, katanya nggak ada bahannya. Idih boong banget. Kemudian akhirnya mereka tahu kalau kita lagi kerjain balik," pungkas Asri Welas.