"Semalam nangis kejer banget, gimana ya tiba-tiba aja. Memang nangisnya nggak berhenti-henti. Kayak sudah feeling di situ. Nangisnya benar-benar dari pulang ngantor sampai jam 11, yang nggak berhenti gitu," kata Ory saat ditemui di rumah Duka, Beji, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pas baru balik dari kantor papa bilang, tiba-tiba gitu papa bilang kalau saya sudah besar dan dewasa. Papa percaya sama saya sebagai kakak dan papa mempercayakan dua adik-adik saya," sambung Gio.
Menangis dan mendapatkan nasihat ternyata tidak begitu dipikirkan oleh Gio dan Ory. Baginya setiap orangtua pasti akan melakukan hal yang sama yakni memberikan nasihat ketika anaknya sudah dewasa.
"Ya cuma kalau dibilang begitu kita kayak, iya Pa, soalnya kayak mau pergi jauh banget gitu kesannya kalau ngomong kayak gitu kan, gimana sih rasanya," beber Gio lagi.
"Ya sebenarnya sih bukan kemarin aja tapi dari 40 hari papa tuh bilang terus soal rumah, ini barangnya di sini yang ini di sini tapi aku kayak, ya sudah nggak usah ngomong yang macem-macem. Terus si papa bilang takutnya gini-gini, tapi kan aku kayak, ya sudah nanti-nanti aja," tambah Ory.
Arief Rivan meninggal karena sakit jantung yang diidapnya sejak satu tahun lalu. Seharusnya, hari ini Arief memiliki jadwal untuk mengontrol kesehatannya. (wes/nu2)