Ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Ampera, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017) Aa Gatot menceritakan awalnya tiga orang WNA yang bernama Koo Jiyat Jiyat (Malaysia-Tionghoa), Winnie (teman Koo) dan Julie (Amerika Serikat) selalu melihatnya saat ditunjuk menjadi imam untuk salat berjamaah. Ditambah mereka selalu ingin ikut dalam perbincangan Aa Gatot soal agama.
"Dia ikut dalam perbincangan kita soal agama, dia merasa aman, nyaman, adem. Lama-lama dia ikutin salat tanpa ada apa-apa," cerita Aa Gatot Brajamusti di PN Jaksel, Selasa (24/10).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga warga negara asing itu semuanya adalah teman Aa Gatot selama berada di penjara Mataram, Nusa Tenggara Barat. Peristiwa itu pun sudah terjadi setahun lalu.
Proses yang dilalui tiga WNA itupun berbeda-beda. Ketika itu Aa Gatot baru tiga bulan mendekam di penjara di Mataram. Koo Jiyat Jiyat jadi WNA yang pertama tertarik dengan Islam.
"Itu satu tahun silamlah. Ketika saya baru tiga bulan dan ketika itu ada datang lagi temannya dan ada lagi orang Amerika yang jelas bule. Dia juga ikut," ungkapnya.
"Cuma tidak segiat Abullah Hook (Koo Jiyat Jiyat). Yang jelas dia salat berjamaah ikut, pas saya tanya 'Udah sunat?'. Ternyata dia udah duluan sunat jadi Julie diganti namanya jadi Muhammad Yusuf," lanjut Aa Gatot.
Meski begitu, Aa Gatot menegaskan dirinya hanya menjadi wali bukan yang mengislamkan. Dua dari tiga WNA itu pun kini sudah berganti nama, yakni Koo Jiyat Jiyat mengubah namanya menjadi Abdullah Hook dan Julie menjadi Muhammad Yusuf.
"Saya hanya sebagai wali tapi saya tidak mengislamkan," tegas Aa Gatot Brajamusti. (pus/kmb)