Saat mengetahui dirinya hamil, Andien mempertanyakan kesiapan dirinya sendiri. Dia khawatir tidak bisa menjalankan dengan baik antara pekerjaan dan melakukan kewajibannya sebagai ibu.
"Saya nangis waktu itu, bisa nggak ya kayaknya saya nggak bakat jadi ibu, nggak bisa ngurus anak. Ya akhirnya saya harus menjalankan. Karena saya hamil," cerita Andien saat ditemui di Ideafest 2017, JCC, Jakarta Pusat (5/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andien menuturkan, kala itu dia dan suaminya, Ipe belum punya bayangan bagaimana menjadi orang tua. Seiring dengan berjalannya waktu hingga Kawa lahir, Andien dan Ipe berusaha untuk tetap menjalani hari-harinya.
"Kami memilih untuk nanti ada masalah yang datang. Akhirnya pas anaknya lahir, kita nggak tahu apa-apa, bidan nginep tiga hari, pas bidannya pulang oke kita harus belajar. Ada bekal sama suami yang aku keep," kisah Andien.
"Kita nikah karena cinta, kita sama-sama punya bekal komunikasi yang baik, komunikasi yang baik adalah komunikasi yang terus bisa ditambal-tambal lagi, karena dibilang lancar terus ya nggak, karena ada saatnya mampet. Tapi itu yang kita lakukan pas saat aku sebelum hamil," lanjutnya.
Bukannya tak menemui masalah, Andien dan suami selalu berusaha untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah itu bersama-sama. Pembagian tugas mengurus anak, rumah, dan pekerjaan pun biasa dilakukan pasangan yang menikah pada 27 April 2015 itu.
"Yang berkesan menurut aku bahwa anak itu ngajarin banyak banget bagaimana dia tumbuh membuat aku punya lifeskill yang banyak banget," ungkap pelantun 'Belahan Jantungku' itu.
(pus/nu2)