Saat berkunjung ke kantor detikcom di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Solmed kembali mengingat bagaimana dirinya saat itu merasa cemas. Dikurung dalam ruang isolasi, polisi Singapura juga sempat meminta ponsel suami April Jasmine itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berjalannya waktu, saat memasuki 6 jam penahanan, Solmed langsung menghubungi KBRI. Tapi, teleponnya tak kunjung diangkat. Sampai akhirnya, Solmed memutuskan untuk memberitahukan kondisinya melalui Twitter. Akhirnya 8 jam berlalu, Solmed kembali men-tweet.
"Karena saya pikir saya sudah mulai khawatir, karena tidak ada yang mendampingi saya dari pihak pemerintah. Saya nge-tweet, itu sesudah 6 jam ditahan tanpa kejelasan," keluhnya.
"Pastinya secara kemerdekaan ada lah yang dirampas. Tentunya kebebasan kita, kemerdekaan kita, kita mau hajat aja, buang air. Kita harus menunggu setengah jam sampai satu jam setelah kita pencet bel," urai Solmed.
Kalaupun sudah memencet bel, belum tentu polisi yang mejaganya datang dan membukakan pintu. Apapun yang ditanyakan terkait penahanannya, Solmed justru kena semprot.
"Belum lagi psikologi kan, psikologi yang 'saya salah apa ya? Kenapa ya? Saya tanya malah kita diomelin. Terus kemudian 'saya pulang nggak ya? Bisa keluar nggak ya? Kok nggak ada yang nemenin ya, teman-teman dari pemerintah Indonesia ya?" begitulah kecamuk Solmed saat ditahan dan tak diizinkan keluar ruangan. (pus/ken)