"Sebenarnya dari dulu nggak terlalu paham politik, nggak paham. Tapi ini harus dipaksa mau nggak mau kita bernegara harus ngerti sedikit tentang politik," katanya.
Terlebih lagi, dahulu ketika mendengar kata puisi, ia agak kurang tertarik. Di balik semua itu bukan sekadar puisi dan politik, yang terpenting baginya adalah makna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, ia tak takut nanti menyuarakan hal yang bertentangan dengan perpolitikan. Justru yang ia takuti adalah kesalahan saat pentas.
"Aku lebih takut kalau nggak hafal di panggung takut keserimpet. Kalau untuk menyuarakan itu nggak ya karena kalau kita menyuarakan kebenaran kenapa harus takut? Aku cuma sebagai media untuk menyuarakan, ujarnya.
''Lebih takut kalau media ini nggak berhasil menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan," tukasnya.
(nu2/nu2)