Menurut sang kakak, Jaeni Iskandar, Budi lebih suka melakukan pengobatan alternatif. Jaeni pun sering diancam kalau mau membawanya ke rumah sakit untuk diambil darah.
"Saya rumah sakit dan dokter dia paling takut. (Jadi berobat) pakai herbal-herbal sama urut," kata Jaeni ketika ditemui di kediamannya di kawasan Bekasi pada Senin (1/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah mau diambil darah aja, entah apakah dia bandel, dia sampai bilang ke dokternya 'Awas kalo ngambil darah gue, gue tampol!'," kenang Jaeni.
Kondisi Budi Anduk sudah semakin parah sejak habis Lebaran 2015 lalu. Ia sempat dibawa ke RS Cirebon dan RS Pasar Rebo untuk melakukan penyedotan cairan. Sejak pekan lalu kondisinya semakin drop sampai akhirnya meninggal dunia. Budi Anduk sudah dimakamkan di TPU Kampung Kemang, Pondok Gede, Jakarta Timur, malam ini.
(ron/ron)