Cerita Maudy Ayunda Semangat Belajar Politik, Ekonomi dan Filosofi di Oxford

Selebriti Inspiratif

Cerita Maudy Ayunda Semangat Belajar Politik, Ekonomi dan Filosofi di Oxford

Adhie Ichsan - detikHot
Rabu, 06 Jan 2016 16:40 WIB
Foto: dok.pribadi
Jakarta -

Penyanyi Maudy Ayunda saat ini sedang kuliah di Universitas Oxford, Inggris, jurusan Politik, Ekonomi dan Filosofi. Maudy mengatakan bahwa itu adalah salah satu mimpinya yang tercapai.

"Jadi kenapa aku pilih Oxford, sebenarnya karena jurusannya, jadi terhubunglah. Jadi jurusannya itu aku udah lama banget pengen belajar P.P.E. (Politic, Philosophy, Economy). Menurut aku kombinasi dari politik, ekonomi dan filsafat itu bukan cuma kayak, i think it's really cool, tapi juga sangat melengkapi satu sama lain. Tiga subyek itu saling melengkapi dan kayaknya menambahkan extra value di masing-masing subyek itu," kata Maudy menjawab pertanyaan penggemarnya yang disampaikan melalui media sosial.

Penyanyi yang baru berulangtahun ke-21 pada 19 Desember itu bersedia meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan penggemar. Dia menjawab pertanyaan melalui rekaman video saat perjalanan dari Oxford ke Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Maudy, belajar politik akan sangat bagus jika didukung pengetahuan ekonomi. Begitu juga sebalikya. Sedangkan belajar filosofi dirasakan membantu berpikir lebih kritis akan suatu kebijakan atau aturan.

Tahun pertama belajar filosofi, Maudy mendapatkan pengetahuan dasar mengenai Existentialism (eksistensi, kebebasan dan pilihan). "...Atau kayak what's right atau what's wrong and then also logic. Jadi it's like kind of mathematical version of like...understanding your thoughts, like your own arguments gitu," tuturnya.



Lalu di tahun kedua, pelantun lagu 'Perahu Kertas' ini belajar lebih dalam mengenai filosofi dalam konteks politik. Maudy banyak membaca literatur dan pandangan dari philosopher masa lampau seperti Plato, Jean-Jaques Rosseau, John Locke, Thomas Hobbes, hingga Nicolo Machiavelli.

"Jadi filosofi yang berhubungan dengan politics in particular really really ancient political thoughts and i love it," katanya dengan wajah sumringah.

Setiap minggu, Maudy harus mengerjakan satu esai tentang satu philosopher. Itu berarti dia harus membaca teks asli, yang bahasa penulisannya butuh dicermati lebih dalam.

"Bawa kemana-mana bukunya, terus kayak bikin coretan dan harus dibaca berulang kali. Kadang kita tangkap waktu pertama kali baca itu beda setelah beberapa kali kita baca. Jadi harus berkali-kali. Biasanya juga harus baca suplementary reading-nya, which is quite heavy, but it's all really fun. Dibahas bertiga dosen dan teman, sometimes it reflects how you see the world juga," tutur penyanyi yang juga sudah membintangi 10 judul film itu.

Lalu mengenai hubungan filosofi dengan ekonomi dan politik, Maudy memiliki pandangan yang menarik.



"Kalau menurut aku filsafat tuh...It makes you think critically. Jadi kita nggak menerima sesuatu itu tanpa melihat evidence. Jadi kalau di dunia politik dan ekonomi kan kayaknya banyak yang sudah written in the rules dari zaman kapan tau dan kita ngerasa it's the rule that's why it's right. Padahal that should be your way of thinking. Kalau menurut aku filsafat itu membantu...understand that it helps you think in a way that something has to be right sebelum menjadi sebuah aturan. Jadi lebih kiritis, nggak mudah terbawa status quo," bebernya.

Jika mencermati pandangan Maudy, dia sepertinya sudah cukup memiliki pengetahuan dan pola pikir yang matang. Lalu apakah dia tertarik terjun di dunia politik suatu saat nanti?

"Setelah lulus, maybe not karena aku merasa masih muda sekali, mungkin mencoba hal lain dulu. Tapi in the far far future, i mean...Why not? I wanna do something for my country, dan kalau memang itu harus ujung-ujungnya, ujung-ujungnya ya, nanti lewat jalur politik, maybe. But that sort of not my main objective sekarang. Sekarang ini mungkin aku ingin berbuat lewat cara lain dulu," katanya.



Sambil melihat Ipad-nya, Maudy mencari-cari pertanyaan lain yang menarik dari penggemarnya untuk dia jawab. Bukan hanya pertanyaan-pertanyaan yang 'berat' saja, dia juga bicara mengenai proses adaptasi, lingkungan, hingga makanan.

(ich/ich)

Hide Ads