Dari sisi wajah, Deasy memang terlihat berbeda dari perempuan lainnya. Ia memiliki hidung mancung dan bentuk wajah yang khas dari seorang bule.
Kerennya, ketika berbicara, tak ada aksen layaknya seorang bule. Ia bicara seperti kebanyakan perempuan Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deasy diampuni, setelah cerita asal-usulnya kepada sutradara. Tapi, sang sutradara itu seperti masih menyimpan kecewa.
"Dia langsung tutup muka terus tepok jidat," kisahnya.
Dara kelahiran 12 Desember 1992 itu mengaku kesulitan menghilangkan logatnya itu. Sampai akhirnya, ia bisa karena sering diminta untuk bergaul.
"Iya awal-awal susah banget. Terus sampai akhirnya logat Jawa aku hilang karena bergaul, diajarin sutradara ngomong, lo-gue padahal aku nggak biasa begitu," tuturnya.
Tapi ketika mendapatkan tawaran untuk menjadi bintang sitkom, Deasy tak mau menghilangkan ciri khasnya itu. Menurutnya, gara-gara bule dan punya logat Jawa, ia akhirnya dicari banyak orang.
"Itu rasanya aku bener-bener jadi diri sendiri. Nama aku kemudian happening banget di program sitkom itu, sampai aku ditandai orang-orang di luar kalau aku cewek Jawa itu," katanya.
(nu2/mmu)