Saat berbincang dengan Deddy Corbuzier di acara Hitam Putih Trans7, Ustad Hariri mengaku masalah tersebut berawal dari permintaan dirinya kepada Entis untuk meninggikan volume soundsystem. Kala itu, ia tengah berceramah di kawasan Bandung, pada 19 Januari 2014.
Entis yang bekerja sebagai sound engineer pun langsung melaksanakan perintah itu. Tapi, menurut sang ustad, Entis sempat berteriak menjawab permintaan itu. Ia pun memanggilnya ke depan panggung.
"Saya tarik dia tapi tidak injak kepala, itu ke bahu. Saya tarik tangan dia, badan dia doyong. Beliau (sang pengambil video) tidak tahu apa yang kena, karena dia nggak lihat. Itu ke bahu, karena gambar di samping jadi terlihat seperti itu," ungkapnya, Kamis (13/2/2014).
"Ada lagi yang seakan-akan saya mau berantem, saya tidak melulu untuk menganiaya. Justru, saya mau ngomong jangan ke mana-mana. Terus dia masuk lagi dengan gentle, dia tahu-tahu minta maaf ke saya. Air mata dia keluar, saya terharu. Saya peluk tubuh dia, saya bilang maafin saya," tutur Ustad Hariri.
Deddy pun langsung mengkonfirmasi pengakuan Ustad Hariri kepada Entis. Sang juru audio itu mengaku dirinya tidak merasa punya salah kepada sang ustad.
"Saya tidak merasa lakukan kesalahan. Saya tak pernah berteriak," ungkap Entis.
Dalam video itu, Entis memang terlihat takut kepada sang ustad. Ia pun mengakuinya, bahkan permintaan maafnya itu dilakukan atas dasar paksaan Ustad Hariri.
"Ya takut aja. Dia maksa terus saya untuk minta maaf supaya nggak ribut," tuturnya.
Ustad Hariri mengaku kini persoalan tersebut sudah selesai. Saat itu juga menurutnya, mereka sudah saling memaafkan.
"Saya minta maaf sama dia, niat saya baik, tapi cara saya berlebihan. Setelahnya, saya ceramah seperti semula. Totally clear di situ, saya juga bingung kenapa ter-blow up kembali," kata sang ustad.
"Saya terserah keluarga saya gimana ke depannya dan teman-teman saya. Saya sudah minta maaf," jawab Entis.
(mau/nu2)