Pria berusia 33 tahun itu mengaku memang bimbang dengan jurusan yang diambilnya usai lulus dari SMA. Bahkan, ia pernah merasa tidak normal lantaran tak memiliki tujuan.
"Dulu ngambil art dan electronic desaign. Tapi kok susah ya dan gue sudah sibuk syuting jadinya vakum dulu," ujarnya saat berbincang dengan detikhot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu sekolah saja gue bandel banget. Pindah-pindah sekolah terus dan sampai orangtua gue itu capek ngurusnya. Gue pernah ke New Zealand dan Australia tapi gagal. Sampai akhirnya gue dimasukkan ke sekolah militer di Amerika," kisahnya. Wow, seru juga ya!

Dalam kurun waktu tiga tahun, Reuben berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia mengaku sangat berbeda saat meninggalkan Indonesia. Di Amerika, penyuka klub MU dan Belanda itu jauh lebih disiplin dan bertanggung jawab. Sehingga saat kembali ke Tanah Air ia menganggap dirinya terlahir sebagai manusia baru.
"Militer mengajarkan gue banyak hal. Dulu gue menganggap semua orang itu sama. Bahkan, gue terlalu baik sama orang ya jadi terkadang suka dimanfaatin. Tapi begitu pulang dari Amerika pikiran gue jadi berubah 180 derajat," kenangnya.

Pria yang hobi memainkan alat musik gitar itu juga mengaku jauh lebih senang bergaul dengan orang-orang dari golongan bawah. Baginya, itu bisa memberikan pelajaran yang jauh lebih berarti ketimbang para pemain senior yang membicarakan hal-hal yang monoton.
"Kalau di lokasi syuting gue lebih suka ngobrol sama crew. Dari situ gue balajar nggak pernah jadi orang yang mengeluh. Dan banyak banget pelajaran hidup yang pernah gue petik dari mereka," bebernya.

Setelah merasa mapan dan mampu membiayai segala sesuatunya sendiri, Reuben berencana akan segera berangkat ke London. Sekolah lagi?
"Gue mau ngambil jurusan sound engineering di sana. Sekolahnya juga cuma 6 bulan kok jadi cepet. Mau ngambil itu karena gue merasa itu gue banget. Gue mau memperdalam ilmu yang sudah gue punya," paparnya. Oke sukses, Reuben!
(wes/hkm)